Ramai-ramai Pedagang Mal Keluhkan Omzet Anjlok: Daya Beli Menurun

12 Agustus 2023 20:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pujasera Blok M Square lantai 5 yang sepi ketika akhir pekan, Sabtu (12/8/2023).
 Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pujasera Blok M Square lantai 5 yang sepi ketika akhir pekan, Sabtu (12/8/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Para pedagang di pujasera atau foodcourt mal di kawasan DKI Jakarta mengeluhkan daya beli masyarakat yang menurun, sehingga pendapatan atau omzet mereka ikut menurun drastis dalam beberapa bulan ke belakang.
ADVERTISEMENT
Salah satunya terjadi di mal Blok M Square, Jakarta Selatan. Pujasera mal tersebut yang berada di lantai 5 biasanya sangat ramai ketika akhir pekan, saat ini terpantau cukup sepi.
Sepinya pujasera Blok M Square diakui salah satu pedagang makanan khas Jepang di sana. Dia mengatakan, makin sedikit pengunjung yang ingin membelanjakan uangnya di pujasera.
"Daya beli masyarakat mulai berkurang, kadang mereka yang nonton bioskop ramai di sini juga ramai, kadang mereka cuma nonton bioskop doang karena duitnya mungkin sudah habis karena beli tiket," keluh salah satu pedagang yang tak ingin disebutkan namanya saat ditemui kumparan, Sabtu (12/8).
Dia mengungkapkan, omzetnya sampai anjlok 50 persen jika dibandingkan tahun 2022. Penurunan omzet terasa sejak awal tahun 2023, bahkan momentum hari raya pun tidak mampu mendongkrak penjualan.
ADVERTISEMENT
Suasana kios-kios pertokoan yang tutup dan sepi pengunjung di Mal Blok M, Jakarta, Rabu (7/12/2022). Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto
Selain itu, sang pedagang menyebutkan pujasera tersebut juga masih harus bersaing dengan bazaar makanan yang berada di lantai dasar Blok M Square, dan pedagang di lantai 7 dekat masjid.
"Kita sudah 5 tahun jualan di sini, kita sudah protes tidak digubris sama manajemen, terus di atas di masjid itu ada oknum pegawai mesjid di sana tanpa bayar sewa tanpa apa, ilegal berarti kan," tuturnya.
Dia pun mencoba mengatasi penurunan omzet tersebut dengan mengadakan promo beli 1 gratis 1. Namun, upaya tersebut ternyata masih nihil membawa peningkatan bagi penjualannya.
Kondisi yang sama juga terjadi di pujasera Plaza Semanggi. Pemilik kedai Bakwan Surabaya di Plaza Semanggi, Casmono, mengalami penurunan omzet yang cukup signifikan. Lapaknya pun sepi meski di akhir pekan.
ADVERTISEMENT
"Memang sih dari saya dengar-dengar dari teman-teman sama saja (omzet turun), enggak cuma di bidang makanan, di mal atau kantin juga sama saja," ungkapnya.
Kondisi pujasera Plaza Semanggi yang sepi meski di akhir pekan, Sabtu (12/8/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Casmono melanjutkan, dirinya mengalami penurunan omzet sejak 2 bulan ke belakang. Dia memperkirakan angka penurunannya sekitar 10-15 persen meski berfluktuatif.
"Intinya semua (pedagang) juga lagi mengeluh, menurun omzetnya, ada yang enggak stabil," tuturnya.
Dia menjelaskan, akibat penurunan omzet ini, para pedagang pun akhirnya memangkas ongkos belanja. Misalnya untuk pedagang makanan, mereka mengurangi belanja bahan-bahan pokok di pasar.
"Kalau dari penjualan kayak gini otomatis belanja juga berkurang, berkaitan lah, semua juga lagi ngerasain begitu, namanya kita orang dagang kalau pendapatan agak menurun kita harus mencari informasi yang banyak, sama aja sih," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, Casmono belum menyiapkan solusi atas penurunan omzet yang dialaminya. Sebab, jika mengadakan program promo pun, tidak akan berefek karena masalahnya ada di tingkat daya beli konsumen.
"Kadang-kadang kita mau ngadain promo tapi kalau daya belinya lagi berkurang ya susah juga," imbuhnya.
Adapun kondisi penjualan kedai makanan di Plaza Semanggi berbeda dari mal lain di Jakarta. Casmono menjelaskan, mal ini mengandalkan para pegawai kantoran yang biasa makan siang, sehingga mal ini ramai di hari kerja.
Sementara jika tidak ada acara apa pun di akhir pekan, maka Plaza Semanggi pun sepi pengunjung. Namun pengecualian di hari Minggu lantaran ada umat kristiani yang beribadah di gereja.