Ramai Virus Corona, Warung Jamu Jadi Kebanjiran Pembeli

10 Maret 2020 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jamu yang dijual di Kedai Jamu Bukti Mentjos di Salemba Tengah, Jakarta, Selasa (10/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jamu yang dijual di Kedai Jamu Bukti Mentjos di Salemba Tengah, Jakarta, Selasa (10/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Jamu tradisional naik daun di tengah merebaknya virus corona. Bagaimana tidak, ramuan herbal dari empon-empon itu kini jadi laris manis diburu oleh kalangan tua dan muda. Di antara yang terlaris ialah, temulawak, kunyit dan jahe merah.
ADVERTISEMENT
Melonjaknya penjualan jamu yang mencapai dua kali lipat ini salah satunya terjadi di kedai jamu Bukti Mentjos, Salemba Tengah, Jakarta Pusat.
"Rata-rata sehari ratusan botol kan, kalau ramai gini dua kali lipatnya. Jamu kunyit, temulawak sama jahe merah yang paling banyak dicari. Lebih ramai itu yang botol cair karena yang segar langsung bisa diminum," ujar salah seorang pegawai Bukti Mentjos, Yuli (38), ketika ditemui kumparan, di Kedai Bukti Mentjos, Jakarta, Selasa (10/3).
Kedai Jamu Bukti Mentjos di Salemba Tengah, Jakarta, Selasa (10/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Kedai jamu yang sudah berdiri dari tahun 1950-an tersebut, menjajakan aneka jamu aneka bentuk. Mulai dari cair, bubuk, hingga kapsul. Beberapa varian herbal yang dijual mulai dari beras kencur, kunyit asam, jahe, sambiloto, temulawak hingga gula asam.
ADVERTISEMENT
Selain jamu-jamuan, ada juga berbagai jenis hidangan bubur dan minuman lainnya. Ada bubur kacang hijau, bubur ketan hitam, biji salak, wedang ronde, sekoteng, STMJ, dan lain-lain.
"Kalau yang botolan cair harganya Rp 32 ribu, kalau bubur ini bisa setengah porsi Rp 10 ribu, kalau yang bubuk atau kapsul gini beragam, cuman paling yang mahal ini nih, yang temulawak bubuk ini Rp 70 ribu," kata Yuli.
Jamu yang dijual di Kedai Jamu Bukti Mentjos di Salemba Tengah, Jakarta, Selasa (10/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Yuli menceritakan, kedai jamu tempatnya bekerja ini memang terbilang legendaris. Tak elak, orang-orang dari berbagai kota pun berkunjung ke situ dan relatif selalu ramai.
Hanya saja, kata dia, kedai yang buka sampai pukul 21.00 WIB tersebut belakangan memang menurutnya lebih banyak dikunjungi orang. Baik dari para pelanggannya ataupun konsumen baru.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita kan setiap hari ramai. Cuman kalau dengan adanya ini (corona), kalau orang tau kan dari dulu emang buat daya tahan tubuh, udah biasa emang yang tahu, yang orang enggak tau aja, yang langsung beli-beli," ujarnya.
Jamu yang dijual di Kedai Jamu Bukti Mentjos di Salemba Tengah, Jakarta, Selasa (10/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Terlebih, kata Yuli, pemesanan jamu sekarang sudah lebih menggunakan aplikasi transportasi online yang makin memudahkan pembelian.
"Kalau yang ke sini biasanya ya usianya segini, udah langganan, paling ya yang milenial itu yang beli setelah ini (corona). Kalau kita kan udah tau memang jamu untuk daya tahan tubuh, kalau yang baru-baru kan, wah ayo beli," katanya.
Pantauan kumparan, kedai jamu tersebut mulai didatangi konsumen sekitar pukul 10.00 WIB, hingga kemudian satu persatu semakin bertambah sampai menjelang siang. Para konsumen yang datang tampak didominasi para orang dewasa usia 30 tahun ke atas.
Kedai Jamu Bukti Mentjos di Salemba Tengah, Jakarta, Selasa (10/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Salah seorang pelanggan setia kedai, Vivi (30) mengaku dirinya memang telah biasa mendatangi kedai di sela-sela aktivitasnya sehari-hari. Karyawan perusahaan asuransi multinasional di Jakarta itu, setidaknya rutin dua kali sekali mampir.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya kan memang rutin seminggu dua kali, karena udah kebiasaan dari dulu. Jadi saya capek, pas lembur, minumnya cuma jamu. kunyit, temulawak, jahe, kencur. bahkan saya flu dikit, enggak enak badan gitu pasti minum jamu," kata Vivi kepada kumparan.
Perempuan asal Medan ini, mempercayai efek jamu yang ia rasakan membantu menjaga daya tahan tubuh. Sejak kecil pun, ia telah mengonsumsi jamu buatan rumah yang menjadikannya jarang sakit hingga kini.
"Saya udah tau lama sih fungsinya, jadi walaupun ada virus corona gini, saya enggak pernah takut, karena saya udah tahu. Memang yang penting jaga imun, ya salah satunya dengan ini," kata dia.
Suasana di Kedai Jamu Bukti Mentjos di Salemba Tengah, Jakarta, Selasa (10/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Kendati demikian, selama berkunjung ke kedai jamu langganannya itu, ia pun tak memungkiri membludaknya pembeli saat isu corona ini santer diberitakan.
ADVERTISEMENT
"Iya beberapa hari pas ramai itu, sampai yang punya, Mba Vivi enggak muat, penuh, jamunya tinggal dikit ini disisain. Ya paling ramainya sore ke malem lah iya," ujarnya.
Di dekat sudut kedai itu, juga tampak sekumpulan ibu-ibu yang tengah memesan jamu. Salah satunya Lastri (58), yang berasal dari Tangerang.
"Saya baru pertama sih ke sini, karena diajak sama teman-teman sekalian ketemuan minum jamu. Biasanya sih, kalau di rumah bikin infus water gitu ya, tapi ini lagi pingin aja minum jamu," kata dia.
Sementara itu, kumparan juga melihat lalu lalang pengemudi ojek online yang tengah mengantre untuk mengambil jamu pesanan pelanggan.
"Ya beberapa kali dapat ya, ya emang udah praktis sih beli jamu bisa online gini, kan katanya bisa nangkal virus (corona) itu ya, barangkali kenapa pada beli," ujar seorang driver ojek online, Syamsudin (32).
ADVERTISEMENT