Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Rapor Kinerja BUMN Karya: Rugi WIKA Naik Signifikan dan PTPP Cetak Laba Rp 481 M
28 April 2024 12:25 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Adapun ada empat BUMN Karya yang tercatat sebagai emiten atau yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, (WIKA), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, (PTPP), dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, (ADHI).
kumparan sudah merangkum, ada 2 BUMN yang mencatatkan rugi bersih yakni WIKA dan WSKT. Sementara 2 lainnya, ADHI dan PTPP berhasil mencetak kenaikan laba bersih.
Tercatat, kenaikan rugi bersih terbesar terjadi pada WIKA hingga mencapai 11.860 persen di 2023 menjadi Rp 7,12 triliun. Sementara WSKT mengalami kenaikan rugi rugi bersih senilai Rp 3,77 triliun pada tahun 2023. Rugi tersebut melonjak 98,46 persen yoy dibandingkan tahun 2022 senilai Rp 1,89 triliun.
ADVERTISEMENT
Berikut Rinciannya:
1. WIKA
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA membukukan rugi bersih senilai Rp 7,12 triliun pada tahun 2023. Rugi tersebut naik 11.860 persen yoy dibandingkan tahun 2022 senilai Rp 59,59 miliar.
Melonjaknya rugi tersebut disebabkan beban keuangan naik menjadi Rp 3,2 triliun dan beban lain-lain mencapai Rp 5,4 triliun. Naiknya beban lain-lain disebabkan kerugian penurunan nilai mencapai Rp 3,26 triliun.
Perusahaan membukukan pendapatan senilai Rp 22,53 triliun atau naik 4,9 persen dibandingkan tahun 2022 senilai Rp 21,48 triliun. Segmen infrastruktur dan gedung menyumbang pendapatan terbesar senilai Rp 11,85 triliun.
Sampai akhir tahun 2023, WIKA memiliki jumlah liabilitas sebesar Rp 56,4 triliun. Nilai tersebut menurun dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp 57,5 triliun.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, pemerintah telah menyuntik dana penyertaaan modal negara (PMN) hingga Rp 6 triliun yang ditujukan untuk memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha WIKA.
2. WSKT
Sementara Waskita, membukukan rugi bersih senilai Rp 3,77 triliun pada tahun 2023. Rugi tersebut melonjak 98,46 persen yoy dibandingkan tahun 2022 senilai Rp 1,89 triliun.
Kerugian Rp 3,77 triliun itu disebabkan pendapatan Waskita Karya turun 28,41 persen menjadi Rp 10,95 triliun dari sebelumnya Rp 15,3 triliun pada tahun 2022. Lini bisnis jasa konstruksi menyumbang pendapatan usaha WSKT terbesar senilai Rp 8,72 triliun.
Sampai akhir tahun 2023, WSKT memiliki jumlah liabilitas atau utang sebesar Rp 83,9 triliun. Nilai tersebut tidak berubah dengan nilai liabilitas tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Jumlah liabilitas ini terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 22,8 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 61,1 triliun.
Total aset WSKT pada periode tersebut tercatat sebesar Rp 95,5 triliun, menurun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 98,2 triliun.
3. PTPP
PTPP mencetak laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 481,37 miliar di 2023, naik dari tahun sebelumnya Rp 271,69 ,miliar.
PTPP jumlah liabilitasnya sebesar Rp 41,3 triliun hingga akhir 2023. Angka ini menurun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 42,7 triliun.
Sementara jumlah liabilitas ini terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 26,9 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 14,3 triliun.
Total aset PTPP sebesar Rp 56,5 triliun hingga akhir 2023. Jumlah itu menurun dibandingkan dengan akhir 2022 sebesar Rp 57,6 triliun.
ADVERTISEMENT
4. ADHI
Adhi Karya mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 214,01 miliar di 2023. Nilai tersebut naik signifikan dari 2022 yang hanya sebesar Rp 81,24 miliar.
Sampai akhir 2023, ADHI memiliki jumlah liabilitas sebesar Rp 31,2 triliun. Utang ADHI ini menurun tipis dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 31,1 triliun.
Nilai tersebut terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 24,9 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 6,2 triliun.
Adapun total aset ADHI pada akhir 2023 sebesar Rp 40,4 trilun, menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 39,9 triliun.