Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ray Dalio, Konglomerat AS yang Jadi Pembicara Pembekalan Calon Menteri Prabowo
17 Oktober 2024 16:06 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pembekalan tersebut meliputi beberapa materi mulai dari AI, antikorupsi, hingga geopolitik global. Kehadiran Dalio sebagai pemateri juga sempat diunggah oleh Menpora Dito Arioditedjo melalui Instagram story miliknya pada Rabu (16/10).
Ray Dalio adalah investor ulung yang berasal dari Amerika Serikat. Menurut Forbes, Dalio memiliki kekayaan bersih mencapai USD 14 miliar dan menempatkannya sebagai orang terkaya ke-150 hingga Kamis (17/10).
Ray Dalio adalah pendiri Dana Lindung Nilai atau Hedge Fund Bridgewater Associates yang mengelola dana USD 112 miliar. Namun, ia telah mengundurkan diri dari perusahaannya pada 2017 lalu.
Ray Dalio lahir pada 8 Agustus 1949, di New York. Ia sempat mengeyam pendidikan jenjang setingkat sarjana di bidang keuangan di CW Post College pada 1971 dan meraih gelar magister dari Harvard Business School dua tahun kemudian.
ADVERTISEMENT
Pada 2017 lalu, Dalio menerbitkan buku dengan judul Principles: Life & Work tentang manajemen perusahaan dan filosofi investasi.
Ray Dalio kerap berbicara tentang tantangan dan peluang yang dihadapi oleh negara-negara berkembang di tengah ketidakpastian global, termasuk dampak dari ketegangan perdagangan, teknologi, dan perubahan iklim terhadap perekonomian dunia. Dia juga menyoroti pentingnya reformasi struktural dan inovasi teknologi dalam menjaga daya saing ekonomi di masa depan.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, tercatat pernah menemui Ray Dalio untuk konsultasi tentang pembangunan family office.
Pertemuan Luhut dan Ray Dalio berlangsung di Badung, Bali. Ray memperkenalkan pandangan mengenai kebijakan family office, termasuk perubahan ekonomi global di masa depan.
"Ray juga aktif memberikan pandangannya tentang perkembangan ekonomi global di berbagai forum, dan menjadi penasihat bagi para pembuat kebijakan di berbagai negara, seperti UAE dan Saudi Arabia,” ujar Luhut dikutip dari Antara, Senin (2/9).
ADVERTISEMENT