Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Founder & Creative Director MAKNA Group Ernanda Putra justru menyatakan bahwa proses rebranding merupakan suatu hal yang berisiko. Harus ada banyak faktor yang diperhatikan agar branding punya tujuan yang jelas dan berhasil.
“Sejujurnya rebranding enggak ada yang pernah aman. Sangat berisiko. Dan memang untuk rebranding itu bukan sesuatu yang mudah. Brand itu kan sepeti muka. Jadi kalau rebranding kayak mukanya diganti baru,” ungkap Nanda dalam webinar di Festival UMKM kumparan, Rabu (28/10).
Nanda pun memberikan beberapa tips jika pengusaha ingin melakukan rebranding.
Pertama, tentukan dahulu alasan perusahaan memilih untuk rebranding. Menurut Nanda dalam pengalaman MAKNA Group menangani beberapa klien dalam rebranding, ada beberapa alasan yang biasanya diajukan.
ADVERTISEMENT
Yaitu seperti adanya pergantian kepemilikan, pergantian visi misi atau ada juga yang merasa jenamanya sudah terlalu tua sehingga tidak lagi relevan. Jika alasan rebranding sudah ditemukan, langkah selanjutnya adalah menentukan kepribadian dari brand itu sendiri.
Nanda menyebutnya dengan istilah menentukan persona. Sebab hal ini harus sejalan nantinya misalnya dengan perubahan nama hingga konsep iklan ke depannya.
“Brand personanya mau jadinya apa?" kata Nanda.
Coba kita create personanya, kita langsung visualisasikan. Karena kepribadian brandnya nanti iklannya juga harus sesuai. Semua harus punya sinergi yang sama,” ujarnya.
Namun Nanda menekankan bahwa rebranding tidak melulu harus ganti nama. Artinya proses rebranding bisa dilakukan sebagian saja. Sebab menurut Nanda ada beberapa brand yang sebenarnya sudah sangat powerful sehingga hanya membutuhkan sedikit polesan saja.
ADVERTISEMENT
Terakhir Nanda menyarankan agar rebranding tidak dilakukan terlalu cepat setelah brand muncul. Juga tidak dilakukan hanya karena ikut-ikutan brand sebelah.
“Jangan sampai rebranding karena lo liat brand lain keren. Khususnya untuk UMKM. Sebaiknya jangan sampai seperti itu. Jangan jalani brand lo tapi napasnya napas orang lain,” tandasnya.