Rekam Jejak Silmy Karim, Dirut Krakatau Steel yang Diusir dari DPR

15 Februari 2022 7:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
Direktur Utama PT. Krakatau Steel, Silmy Karim ketika mengunjungi kantor kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT. Krakatau Steel, Silmy Karim ketika mengunjungi kantor kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Silmy Karim, diusir dari rapat Komisi VII DPR RI. Dia diminta keluar ruangan oleh Pimpinan Rapat, Bambang Hariyadi.
ADVERTISEMENT
Pengusiran itu sendiri bermula saat Silmy Karim menanggapi pertanyaan Bambang Haryadi selaku pemimpin rapat, sebelum pertanyaannya selesai disampaikan. Bambang Haryadi menganggap cara Silmy Karim merespons, tak sesuai ketentuan teknis persidangan.
"Betul (Anda sebagai Dirut Krakatau Steel). Anda tolong hormati persidangan ini. Ada teknis persidangan. Kok kayaknya Anda enggak menghargai Komisi? Kalau sekiranya Anda enggak bisa ngomong di sini, Anda keluar," kata Bambang dengan nada tinggi, Senin (14/2).

Profil Silmy Karim

Silmy Karim diangkat menjadi Dirut Krakatau Steel melalui RUPSLB pada 6 September 2018. Ia ditugaskan untuk memperbaiki kinerja keuangan BUMN baja tersebut yang mengalami kerugian sejak 2012.
Direktur Utama PT. Krakatau Steel, Silmy Karim ketika mengunjungi kantor kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sukses menangani beberapa BUMN yang sedang bermasalah, Silmy dijuluki sebagai spesialis BUMN sakit. Di Krakatau Steel, pada Januari 2020 Silmy berhasil melakukan restrukturisasi utang ke 10 kreditur. Per Oktober 2021, Krakatau Steel telah membayar utang mereka senilai Rp 444,7 miliar.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya restrukturisasi utang tersebut, pengelolaan utang Krakatau Steel menjadi lebih baik dan lebih ringan karena disesuaikan dengan perkembangan perusahaan dan likuiditas perusahaan.
“Transformasi yang telah menghasilkan kinerja positif yang membuat Krakatau Steel semakin sehat secara finansial. Kami optimis untuk pencapaian kinerja yang lebih baik lagi ke depan. Selanjutnya untuk akhir 2021 ini kami berencana akan membayar utang sebesar USD 200 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun,” kata Silmy pada 18 November 2021.
Selain itu, di bawah kepemimpinan Silmy, Krakatau Steel berhasil mencatatkan laba bersih Rp 1,05 triliun hingga Oktober 2021. Perolehan laba bersih ini berkelanjutan sejak pertama kalinya dicapai di tahun 2020, setelah merugi selama delapan tahun.
Sebelum berkarier di BUMN, Silmy juga pernah bertugas di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Pertahanan (Kemenhan), hingga Badan Intelijen Negara (BIN). Ia sempat mengikuti pendidikan intelijen di Jerman. Karena itu, Silmy bergabung di BIN sebagai Anggota Dewan Analis Strategis BIN pada 2013.
ADVERTISEMENT