Rekomendasi Instrumen Investasi di Kala Perang Dagang AS-China

12 April 2025 13:54 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025).  Foto: ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
zoom-in-whitePerbesar
Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). Foto: ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
ADVERTISEMENT
Pilihan investasi menjadi serba tak menentu di tengah gonjang-ganjing perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang menggemparkan pasar.
ADVERTISEMENT
Namun, ada sejumlah instrumen investasi yang dinilai aman untuk masyarakat Indonesia.
Surat Berharga Negara (SBN), saham, dan properti disebut Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Market Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto sebagai investasi yang aman di kala perang dagang AS-China ini.
Kata dia investasi di pasar saham harus memperhatikan fundamental, valuasinya, perusahaannya, dan menjanjikan dividen.
"Sekarang kondisinya paling bagus saham, kita incar saham-saham yang fundamentalnya bagus," sebut Gunarto, Sabtu (12/4).
Selain saham, Gunarto mengatakan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) bisa dibilang aman untuk masyarakat berinvestasi. Katanya, saat ini SBN kerap digemari generasi Z.
Jika masyarakat yang sudah berumur di atas 40 tahun, jenis investasi aman di tengah konflik dagang, properti dan tanah menjadi satu di antara instrumen teraman.
ADVERTISEMENT
"Bisa masuk ke tanah atau properti, tanah juga bagus ya tapi cari tanah yang lokasinya terjangkau," lanjut dia.
Foto udara kawasan kompleks perumahan di Malang, Jawa Timur, Jumat (29/11/2024). Foto: Irfan Sumanjaya/ANTARA FOTO
Gunarto menyarankan supaya membeli aset tanah atau properti jangan terlalu jauh dari tempat tinggal utama seseorang.
"Karena takutnya kan monitoringnya juga susah maintenance-nya juga susah, ya sesuai dengan porsi kemampuan kita juga," imbuh Gunarto.
Menambahkan Gunarto, Pengamat pasar modal Ibrahim Assuaibi mengatakan, instrumen investasi yang cocok untuk masyarakat RI di kala ketidakpastian perdagangan global ialah obligasi pemerintah dan deposito.
Alasannya, obligasi pemerintah ini dijamin oleh Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2022
"Dalam kondisi saat ini ya perang dagang, banyak sekali investor yang mengalihkan investasinya ke yang lebih aman, kemudian di lindungi oleh undang-undang ya salah satunya obligasi dan deposito ini masih bagus," jelas Ibrahim, Sabtu (12/4).
ADVERTISEMENT
Lalu, Ibrahim memandang instrumen emas masih menjadi primadona masyarakat Indonesia berinvestasi. "Emas, bullion bank ini bisa, jadi yang sudah diumumkan pemerintah waktu itu. Emas ini bullion bank ini harus dimanfaatkan oleh masyarakat," lanjut dia.
Dia menyarankan agar masyarakat mendiversifikasi investasinya, dengan proporsi 40 persen investasi di emas/logam mulia, obligasi sebesar 20 persen, lalu 10 persen untuk deposito.
"10 persen lagi itu produk derivatif ya seperti valas dan aset kripto yang memiliki risiko yang besar," cakap Ibrahim.