Rencana Bank Syariah Indonesia: Perluas Pembiayaan Konsumsi hingga Remitansi TKI

6 Mei 2021 20:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi (tengah) didampingi Wakil Direktur Utama I Ngatari (kedua kanan) dan Wakil Direktur Utama II Abdullah Firman Wibowo (kanan) berpose usai mengikuti peresmian BSI di Jakarta, Senin (1/2/2021).  Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi (tengah) didampingi Wakil Direktur Utama I Ngatari (kedua kanan) dan Wakil Direktur Utama II Abdullah Firman Wibowo (kanan) berpose usai mengikuti peresmian BSI di Jakarta, Senin (1/2/2021). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) atau BRIS berhasil mencetak laba perdananya Rp 742 miliar per kuartal I 2021 setelah menyelesaikan proses merger tiga bank syariah. Selanjutnya, perusahaan membuat banyak rencana agar kinerja terus positif di kuartal II 2021.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, perusahaan akan fokus pada pembiayaan konsumer dan ritel. Ini dilakukan karena sektor konsumsi menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Pembiayaan di sektor konsumer terdiri dari mitra guna berbasis payroll (untuk pembayaran gaji) yang menurutnya sangat bagus untuk ditingkatkan.
"Ini akan kita dorong, pembiayaan berbasis payroll misalnya ASN, karyawan BUMN, karyawan rumah sakit, dan profesi lainnya," kata Hery dalam konferensi pers, Kamis (6/5).
Pembiayaan kedua adalah sektor griya karena pertumbuhan kepemilikan rumah bagus. Ketiga, unit syariah gadai emas dengan program Cicilan Emas di BSI.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi. Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Hery menyebut, BSI juga akan mempertahankan porsi pembiayaan ke UMKM terutama yang potensi usahanya bagus. Begitu pun sektor wholesale, akan dilakukan tapi lebih selektif dan aman.
ADVERTISEMENT
"Kita kerja sama dengan underwriter untuk pembiayaan yang dijamin pemerintah seperti infrastruktur dan industri yang pertumbuhannya masih positif seperti kesehatan, rumah sakit, BUMN farmasi, pendidikan," terangnya.
Dari semua pembiayaan yang disasar, Hery mengatakan perusahaan juga perlu mendorong jumlah user akun BSI Mobile. Menurut dia, dari 3 juta user BSI Mobile, yang aktif baru sepertiganya.
"Jadi, pekerjaan rumahnya masih banyak. Kalau user-nya aktif, pasti bisa optimalkan fee based income dari payment, ATM, merchant, dan EDC," ujar Hery.

Tingkatkan Dana dari Ormas hingga Kiriman TKI

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama II BSI Abdullah Firman Wibowo mengatakan perusahaan juga akan memperluas bisnis wadi'ah atau titipan nasabah yang harus dijaga dari ekosistem organisasi masyarakat (ormas).
ADVERTISEMENT
Beberapa di antaranya yang disasar adalah Muhammadiyah, NU, dan pesantren-pesantren. Perusahaan juga ingin meningkatkan remitansi atau kiriman uang TKI sebab BSI memiliki keunggulan bisa menekan cost of fund dibandingkan bank lain.
"Kita juga perlu meningkatkan dari TKI karena potensinya besar sekali. Bukan cuma kirim uang, mereka ingin nabung untuk umrah, haji, dan rumah. Mungkin ke depannya kita akan bangun office di luar negeri," katanya.
Melihat banyaknya sektor pembiayaan dan target dana pihak ketiga yang ditampung BSI, Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan dengan perusahaan optimistis kinerja BSI bisa kembali positif dua digit di kuartal II 2021