Rencana Dirut PT Pos Indonesia Bangun Bisnis Fintech Bebas Riba

23 November 2018 20:05 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Fintech. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Fintech. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Pos Indonesia (Persero) saat ini tengah menghadapi masalah serius terkait lesunya usaha jasa keuangan yang dulu pernah menjadi andalan. Merespon itu, PT Pos Indonesia bakal melakuan penyesuaian diri dengan mengubah citra anak usaha penyedia internet yang dimilikinya menjadi financial technology (fintech).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Pos Indonesia, Gilarsi Wahyu Setijono, mengatakan cikal bakal fintech yang akan dijalankan itu berasal dari PT Bhakti Wasantara Net (BWN).
"BWN sayang sekali nasibnya kurang baik, menjadi provider internet pertama kali menjadi penyedia layanan internet di indonesia, sekarang syukur sudah sampai di equity nol dari yang negatif itu. Ini yang saya convert jadi fintechnya Pos" katanya ketika ditemui di kantor Pos Indonesia, Jakarta, Kamis (22/11).
Gilarsi menyebutkan, fintech yang bakal dijalankan itu nantinya akan mampu melayani berbagai transaksi keuangan seperti pembayaran, pengiriman uang dari luar negeri (remitansi) hingga pembiayaan lainnya yang menganut skema peer to peer (P2P) landing.
Lebih lanjut, kata dia, fintech PT Pos Indonesia itu utamanya akan menyasar pada masyarakat kalangan menengah ke bawah. Salah satu yang dibidik ialah skema pembayaran untuk para pedagang kaki lima (PKL).
Direktur Utama PT Pos Indonesia Gilarsi Wahyu Setijono. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Pos Indonesia Gilarsi Wahyu Setijono. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
"Bayangan saya begini, ada 25 juta pedagang kaki lima yang menggunakan ini," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Tak hanya untuk masyarakat kota, fintech PT Pos Indonesia pada sektor remitansi nantinya juga akan masuk ke daerah rural. Adapun segmen yang ditargetkan utamanya untuk pengiriman uang bagi pekerja migran.
"Ada 7 juta pekerja migran Indonesia. Uangnya yang masuk ke Indonesia hampir USD 10 miliar per tahun. Dan mereka melalui protokol keuangan yang mahal dan enggak aman kalau lewat agency. Nah remitance ini juga Pos harus hadir melakukan ini. Karena kita relevan dengan ke kampung-kampung," terangnya.
Gilarsi menambahkan, keunggulan yang ditawarkan pada fintech PT Pos Indonesia itu menyoal biaya administrasi yang rendah dan bebas riba. Hal itulah yang menurutnya, mampu menjadi daya saing fintech ala PT Pos Indonesia itu bisa diterima masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Tahun depan itu sudah ada BWN perlu kita rebranding menjadi startup financial yang akan menggulirkan wajah barunya financial services-nya PT Pos. Tapi tentu dengan bisnis model partnership," pungkasnya.