Rencana Kereta Cepat Diteruskan ke Surabaya Dinilai Ancam Pangsa Pasar Maskapai
ADVERTISEMENT
Rencana pemerintah meneruskan pembangunan proyek kereta cepat ke Surabaya , setelah rampungnya Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), berpotensi mengancam pangsa pasar maskapai penerbangan domestik.
ADVERTISEMENT
Pengamat transportasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, menyebutkan jika melihat kondisi di negara lain, keberadaan kereta cepat dapat mengambil konsumen pesawat terbang.
"Kalau di luar negeri kereta cepat itu mengalihkan pengguna pesawat udara sebenarnya, jadi bukan ke (pengguna) jalan tol tapi mengambil (penumpang) pesawat udara," ujar Djoko saat dihubungi kumparan, Sabtu (16/9).
Djoko menuturkan, pangsa pasar maskapai penerbangan dengan rute antar kota di Pulau Jawa akan tergerus. Dengan demikian, akan lebih menguntungkan jika maskapai mengoptimalkan penerbangan antar pulau.
"Sehingga nanti mengurangi penerbangan saja di Jawa antar kota. penerbangannya antar pulau, pengguna pesawat udara nanti beralih ke kereta cepat," jelas Djoko.
Senada, Ketua Institut Studi Transportasi (INSTRAN), Darmaningtyas, juga menilai kemungkinan ada peralihan mobilitas masyarakat jika kereta cepat resmi diperpanjang hingga Surabaya.
ADVERTISEMENT
"Sangat bisa karena banyak orang yang sebetulnya kurang nyaman terbang. Ketika ada pilihan yang kecepatannya sepadan, mereka akan memilih moda lain yang sepadan," tutur Darmatingtyas.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung dioperasikan dengan kecepatan maksimal 350 km/jam. Kecepatan ini membuat waktu tempuh antara Stasiun Halim menuju Stasiun Tegalluar menjadi hanya sekitar 35 menit.
Sementara jarak Jakarta menuju Surabaya yakni sepanjang 781,8 km. Sehingga, dengan asumsi kereta cepat Jakarta-Surabaya memiliki kecepatan maksimal yang sama yakni 350 km/jam, waktu tempuh kedua kota tersebut bisa kurang dari 2,5 jam.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, kajian pengembangan proyek kereta cepat menuju Surabaya yang berpotensi lewat jalur selatan sedang dilakukan pemerintah.
"Kecenderungannya kita lewat selatan. Tapi tentu itu didasarkan suatu studi. Studinya tuh baru akan dibuat. Jadi belum fix kota-kotanya, tapi kecenderungannya selatan," ujar Budi Karya kepada wartawan di Grand Sahid Jaya, Kamis (14/9).
ADVERTISEMENT
Budi Karya belum bisa membeberkan sejauh mana pembahasan pemerintah terkait proyek tersebut. Hanya saja, ide jalur selatan ini dilakukan salah satunya mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi di daerah selatan Pulau Jawa.
"Baru idea. Iya (untuk menumbuhkan perekonomian), nanti dalam studi," tutur Budi Karya.
Presiden Jokowi juga telah buka suara terkait rencana proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung diteruskan sampai Surabaya. Dia mengungkapkan proyek itu masih tahap studi.
"Kalau yang ke Surabaya masih dalam studi, masih dalam kalkulasi juga penentuan trase sebelah mana, baru dalam studi semua," kata Jokowi di Stasiun Padalarang, Jawa Barat, Rabu (13/9).