Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Rendang Uni Tutie, dari Padang Melanglang ke Eropa hingga Amerika
3 Desember 2021 20:17 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Nusantara tak pernah kalah ihwal cita rasa, begitulah Rendang Uni Tutie dengan rasa khasnya yang bisa menembus pasar dunia. Usaha produsen makanan siap santap ini dirintis sejak tahun 2015 oleh seorang wanita asal Bukittinggi, Sumatera Barat, bernama Sri Yuliastuti atau yang lebih akrab disapa Tutie.
ADVERTISEMENT
Tutie mengaku usaha Rendang Uni Tutie ini ia mulai secara tidak sengaja. Wanita yang sebelumnya bekerja di bidang kontraktor, ini akhirnya banting setir ke bisnis kuliner setelah melihat peluang bisnis yang menjanjikan.
“Saya memulai usaha itu secara tidak sengaja, dari permintaan seorang teman untuk dibuatkan rendang. Setelah saya masakin saya masukin medsos dong, namanya ibu-ibu eksis kan. Setelah saya masukin medsos itu saya dapat order terus-terusan, saya pikir-pikir ini banyak peminatnya. Artinya ini bisnis yang bagus lah. Akhirnya kami legalkan, bukan hanya sekadar bisnis rumahan tapi benar-benar jadi UMKM legal,” kata Tutie.
Saat ini, Rendang Uni Tutie menjual delapan varian produk. Ada rendang sapi, rendang paru, rendang jengkol, rendang kacang merah, bumbu rendang, dendeng balado, kalio daging, dan sambalado daging.
ADVERTISEMENT
Produksi Rendang Uni Tutie menerapkan sistem jaminan mutu pangan olahan berstandar internasional guna menjamin kualitas dan keamanan produk. Rendang Uni Tutie sebagai rendang kemasan ready-to-eat yang tahan lama dengan masa simpan sampai 12 bulan.
"Kita kan sudah berstandar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Jadi semua mengikuti cara kerja HACCP, jadi ada beberapa teknologi pangan yang kita kuasai untuk supaya bisa awet," papar Tutie.
Tutie mengaku modal awal untuk merintis bisnis ini hanya Rp 250 ribu dengan tiga orang karyawan termasuk dirinya. Bisnis yang ia rintis ini tak serta-merta menjadi langsung besar seperti saat ini.
Tutie menjelaskan ia mengembangkan bisnis ini bertahap dari tahun ke tahun. Mulai dari menambah jumlah varian produk hingga menambah jumlah karyawan. "Kalau jatuh bangun, lebih tepatnya saya mengatakan itu sebagai pembelajaran," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pada medio 2016-2017, Rendang Uni Tutie bisa meraup omzet Rp 300 juta per tahun. Tutie mengatakan omzetnya sempat stagnan, bahkan sampai turun ketika pandemi COVID-19. Namun setelah mampu bangkit lagi, saat ini omzetnya bisa mencapai dua kali lipat dari tahun 2017.
Saat ini penjualan Rendang Uni Tutie sudah merambah pasar luar negeri. Pada 2018 Rendang Uni Tutie mengekspor produknya ke Malaysia, dan tahun 2021 ini sudah ada memperluas pasarnya sampai Singapura, Australia, Jerman, hingga Amerika. "Kami ingin merambah pasar luar negeri yang lebih luas. Memang dari awal kami targetkan produk ini untuk ekspor," jelasnya.
Untuk penjualan dalam negeri, walaupun belum memiliki reseller, Rendang Uni Tutie kerap kali melayani pemasaran secara online dari hampir seluruh wilayah Indonesia. Untuk di Jabodetabek, produk Rendang Uni Tutie juga sudah tersedia di Farmers Market.
Perjalanan bisnis Rendang Uni Tuti ini tak lepas dari peran program kemitraan yang diselenggarakan BRI . Tutie mengatakan Rendang Uni Tutie ini sejak 2019 sudah mengikuti program Rumah Kreatif BUMN, kemudian berlanjut ke Indonia Mall, BRI Incubator, sampai tahun 2021 ini bergabung dengan Brilianpreneur .
ADVERTISEMENT
Brilianpreneur sendiri adalah salah satu program yang diselenggarakan BRI sebagai salah satu langkah nyata dan komitmen BRI sebagai agent of development untuk turut bertanggung jawab memajukan UMKM Indonesia.
Dari program tersebut, UMKM-UMKM yang tergabung akan mendapatkan akses pasar ke luar negeri yang lebih luas karena akan mempertemukan UMKM Indonesia dengan buyer internasional.
Brilianpreneur juga bekerja sama dengan Shopee untuk ekspor produk UMKM. Saat ini produk Rendang Uni Tutie juga bisa dibeli dari Shopee Singapura, Shopee Malaysia, dan Shopee Filipina.
"Semoga dengan adanya Brilianpreneur ini produk kita bisa ditawarkan ke ekspor baik offline maupun online," ungkap Tutie.