Repsol Pakai Pesawat Khusus untuk Cari Cadangan Migas di Jambi

28 Januari 2020 15:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penggunaan Pesawat untuk Survei Migas. Foto: Dok, SKK Migas
zoom-in-whitePerbesar
Penggunaan Pesawat untuk Survei Migas. Foto: Dok, SKK Migas
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perkembangan teknologi di era industri 4.0 yang semakin berkembang pesat, terjadi pula di industri hulu migas nasional. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendukung implementasi teknologi mutakhir untuk mendukung industri hulu migas, termasuk di dalamnya untuk kegiatan eksplorasi.
ADVERTISEMENT
Menurut data SKK Migas, potensi hulu migas di Indonesia masih besar, karena dari 128 cekungan yang mengandung minyak atas gas, baru 20 cekungan yang sudah berproduksi, 35 cekungan dalam eksplorasi dan 73 cekungan masih menunggu untuk dieksplorasi.
Karakteristik cekungan migas di Indonesia yang tersebar di berbagai daerah dengan topografi dan ketersediaan infrastruktur yang berbeda membutuhkan pilihan-pilihan penggunaan teknologi dan peralatan pendukung untuk melakukan eksplorasi.
“Industri hulu migas harus adaptif terhadap perkembangan teknologi, SKK Migas telah menempatkan teknologi sebagai salah satu pilar pada 5 transformasi Hulu Migas, seperti integrated operation center (IOC) yang telah diresmikan tanggal 31 Desember 2019 yang lalu,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam keterangan resmi, Selasa (28/1).
Penggunaan Pesawat untuk Survei Migas. Foto: Dok, SKK Migas
Industri hulu migas sebagai industri padat modal dan sarat teknologi, dituntut untuk terus melakukan inovasi dan membuat terobosan baru, serta senantiasa berpikir 'out of the box' dalam pengelolaan operasional hulu migas.
ADVERTISEMENT
Dwi melanjutkan, SKK Migas memberikan dukungan atas berbagai inovasi yang dilakukan oleh KKKS Repsol untuk mendukung keberlanjutan industri migas. Kali ini Repsol South East Jambi BV bekerjasama dengan CGG (Company General DuGeophisic) Aviation Indonesia menggunakan pesawat udara yang didesain khusus untuk melaksanakan survei udara dengan penggunaan peralatan yang sarat dengan teknologi mutakhir untuk membaca permukaan tanah dengan tujuan penemuan cadangan baru minyak dan gas bumi di wilayah kerja/Blok South East Jambi yang sebagian besar berlokasi di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.
Eksplorasi kegiatan Airborne Gravity-Gradiometry (AGG) dilakukan di wilayah udara Kabupaten Sarolangun selama 10 sampai dengan 20 hari tergantung dari kecerahan cuaca setiap harinya. Melalui metode ini dapat diperoleh dengan cepat data-data yang kemudian akan dievaluasi kegiatan eksplorasi migas, salah satunya adalah penentuan lokasi kegiatan seismik, yang nantinya kemungkinan berkembang dalam penentuan lokasi sumur eksplorasi migas.
ADVERTISEMENT
"Dalam pelaksanaan survei udara menggunakan pesawat, KKKS Repsol memastikan semua aspek keselamatan dan lingkungan dan memenuhi izin-izin yang diperlukan sebagaimana yang berlaku di industri hulu migas serta standar perusahaannya dengan memperhatikan kaidah-kaidah keselamatan yang berlaku di Indonesia dan internasional," kata Kepala SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian selatan, Adiyanto Agus Handoyo.
Penggunaan Pesawat untuk Survei Migas. Foto: Dok, SKK Migas
Beberapa keunggulan survei menggunakan pesawat udara, antara lain tingkat keamanan yang tinggi, minimnya gangguan yang ditimbulkan serta tidak menimbulkan potensi yang dapat merusak lingkungan karena akan dilakukan melalui udara dan akan dilakukan dalam tempo jangka waktu yang pendek.
Sebelumnya Repsol berhasil mendapatkan cadangan gas dari hasil pengeboran sumur Kaliberau Dalam 2X di Blok Sakakemang. Dari pengeboran tersebut, Repsol berhasil menemukan cadangan gas sebesar 2 triliun kaki kubik (TCF) di Blok Sakakemang yang merupakan salah satu giant discovery di dunia pada 2019. Keberhasilan ini memacu Repsol untuk semakin agresif dalam mencari temuan migas di wilayah kerjanya.
ADVERTISEMENT
“Kami akan terus memantau hasil eksplorasi yang menggunakan pesawat udara yang dilakukan Repsol dan tentu berharap mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan. Karena keberhasilan Repsol melakukan survei dalam rangka eksplorasi menggunakan pesawat udara, adalah pembelajaran yang berharga untuk dapat dipelajari lebih lanjut oleh KKKS lainnya, sehingga potensi di wilayah kerja hulu migas lainnya dapat semakin dioptimalkan,” tutur Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Wisnu Prabawa Taher.
Harapannya, implementasi teknologi dapat mengurangi biaya ekplorasi serta membuat kegiatan migas dapat diawasi secara menyeluruh dan terintegrasi.