Resesi, Ekonomi RI Diperkirakan Minus 1,95 Persen di Kuartal III 2020

5 Oktober 2020 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertumbuhan Ekonomi Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pertumbuhan Ekonomi Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia dipastikan akan mengalami resesi. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir, memproyeksi ekonomi Indonesia di kuartal III 2020 minus 1,95 persen.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan kuartal III tahun ini perekonomian akan minus 2,9 persen hingga 1,0 persen. Secara keseluruhan tahun ini, ekonomi akan terkontraksi alias minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia kontraksi di triwulan II sebesar minus 5,32 persen dan kemungkinan terkontraksi pula di kuartal III dengan kisaran minus 2,9 persen sampai dengan minus 1 persen, dengan titik tengah minus 1,95 persen,” kata Iskandar dalam acara Inklusi Keuangan OJK secara virtual, Senin (5/10).
Dia melanjutkan, pandemi COVID-19 telah membuat perekonomian terkontraksi di hampir seluruh negara. Ketidakpastian global pun meningkat.
Warga beraktivitas di rumahnya berlatar belakang hunian bertingkat di kawasan Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (9/5/2020). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Menurut Iskandar, rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia juga sebagai imbas penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa provinsi di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
"Pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran COVID telah mengakibatkan terjadinya kontraksi ekonomi di seluruh negara dunia termasuk Indonesia," jelasnya.
Meski berada pada zona negatif, Iskandar memastikan pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2020 mengalami perbaikan dibandingkan realisasi kuartal II yang minus 5,32 persen.
"Tercermin dari perbaikan PMI dan indeks keyakinan konsumen. Dibandingkan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan beberapa negara khususnya di Eropa dan Asia Tenggara," tambahnya.