Resesi Mengancam dan Suku Bunga BI Naik, Bagaimana Nasib Cicilan KPR?

28 Oktober 2022 11:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja menyelesaikan pembangunan perumahan. Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menyelesaikan pembangunan perumahan. Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
ADVERTISEMENT
Resesi ekonomi global yang diprediksi akan terjadi pada tahun depan membuat was-was. Berbagai negara melakukan pengetatan moneter, termasuk menaikkan suku bunga acuannya.
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali sejak Agustus 2022. Yang terakhir, kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 persen.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjelaskan kebijakan bank sentral menaikkan suku bunga untuk meredam lonjakan inflasi serta antisipasi ancaman resesi.
Adapun salah satu sektor yang terdampak ancaman resesi dan kenaikan suku bunga adalah sektor properti. Akibatnya, generasi milenial akan semakin sulit untuk membeli rumah.
Ekonom INDEF, Eko Listianto, mengatakan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) akan terdampak kenaikan suku bunga dari dua sisi, yaitu peminjaman selektif dari pihak bank, serta biaya beli rumah yang meningkat.
"Tentunya peminjaman akan lebih selektif dari banknya. Awalnya saja sudah selektif dari yang angka kreditnya baik, sekarang pasti lebih ketat lagi dalam mengabulkan permintaan KPR," kata Eko kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Merespons kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia, beberapa perbankan sudah memberikan sinyal akan dilakukannya penyesuaian bunga kredit, termasuk bunga KPR.
Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo, memberikan sinyal soal akan terjadinya kenaikan bunga KPR setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya. Namun dia belum memastikan berapa dan kapan kenaikannya.
"BI rate adalah satu komponen, komponen lainnya seperti likuiditas dan persaingan. Kalau tiga-tiganya sudah muncul bersamaan, kita sesuaikan, suku bunga simpanan kita naikkan itu pasti. Hanya waktunya tidak serta merta," ujar Haru dalam paparan publik di Menara BTN, Kamis (27/10).
Ilustrasi KPR untuk milenial. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Sementara Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Sigit Prastowo, mengatakan Perseroan masih mengkaji kenaikan suku bunga baik Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun kredit. Bank Mandiri mencermati ada potensi menaikkan suku bunga kredit terkait beberapa debitur menggunakan reference rate.
ADVERTISEMENT
Adapun Bank CIMB Niaga memastikan kenaikan bunga kredit tidak bisa dihindari menyusul kebijakan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, memprediksi bunga kredit akan naik di November 2022, termasuk bunga kredit di Bank CIMB Niaga.
"Harus naik? Kelihatannya memang harus naik. Kalau saya lihat di market, mungkin November ini harus pada naik semua," kata Lani pada konferensi pers di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Kamis (27/10).
Saat ini, Suku Bunga Dasar Kredit CIMB Niaga untuk kredit korporasi sebesar 8 persen, kredit ritel 8,75 persen, kredit konsumsi KPR 7,25 persen, dan kredit konsumsi non KPR 8,5 persen.