Resesi Mengancam, Unilever Prediksi Perusahaan Consumer Goods Tumbuh hingga 6%

27 Oktober 2022 20:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Unilever. Foto: BalazsSebok/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Unilever. Foto: BalazsSebok/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Ira Noviarti memprediksi kondisi perekonomian Indonesia lebih baik ketimbang negara lain di tengah ancaman resesi ekonomi global.
ADVERTISEMENT
Dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup terjaga, Ira optimistis Indonesia tidak akan menghadapi resesi. Ia memproyeksi laju inflasi pada 2023 akan melambat dibandingkan dengan tahun ini.
"Saya memperkirakan pasar FMCG (Fast Moving Consumer Goods) masih bergerak dalam sehat dengan tumbuh 5-6 persen. (Unilever) kita tidak akan bisa tumbuh kompetitif kalau core tidak kuat," kata Ira dalam konferensi pers virtual, Kamis (27/10).
Ira menekankan, Unilever akan menjalani lima prioritas strategis dalam menghadapi gejolak ekonomi ke depannya. Prioritas pertama, memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand besar dan produk utama melalui inovasi dan program marketing terdepan untuk mendorong pertumbuhan pasar.
Kedua, memperluas dan memperkaya portofolio ke premium dan value segment. Ketiga, memperkuat kepemimpinan di channel utama (GT dan Modern Trade) dan channel masa depan (e-Commerce).
ADVERTISEMENT
Keempat, penerapan E-Everything di semua lini bisnis. Prioritas terakhir, yaitu Unilever tetap menjadi yang terdepan dalam pembangunan bisnis yang berkelanjutan.
"Kita memastikan supply chain (Perseroan) end-to-end akan kuat dan agile. Kita fokus untuk memperkuat fundamental untuk bisa mengambil peluang di tahun depan," sambungnya.
Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk Ira Noviarti. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Menurut Direktur Finance Unilever Indonesia Viviek Agarwal, ada peluang yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia khususnya Unilever. Pasalnya, Indonesia adalah eksportir komoditas dengan posisi yang cukup baik.
"Saat terjadi resesi, konsumen mengetatkan (daya beli) mereka, biasanya mereka tetap mengeluarkan uang untuk hal-hal yang menjadi kebutuhan pokok. Pasalnya, Unilever menjadi pemasok kebutuhan pokok terkuat," ujarnya.
Viviek memastikan Unilever menawarkan produk dengan harga yang tepat. Hal ini membantu Perseroan menyiapkan diri saat terjadi resesi.
ADVERTISEMENT
"Ada berbagai macam kategori portofolio Unilever dengan tingkat inflasi dan harga yang bervariasi. Kunci utama adalah Unilever bisa bertumbuh secara kompetitif dan mengembangkan pangsa pasar," tutur Viviek.
Terlepas ada atau tidaknya resesi, Viviek menuturkan bahwa Unilever Indonesia berkontribusi dalam meningkatkan pangsa pasar.