Resesi Segera Datang, Tunda Dulu Belanja Senang-senang

24 September 2020 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi resesi ekonomi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi resesi ekonomi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Resesi yang diperkirakan terjadi di Indonesia membuat masyarakat harus mulai mengatur baik-baik kondisi keuangannya. Jangan sampai pada saat seperti itu malah menghamburkan dana untuk belanja barang-barang yang tidak diperlukan.
ADVERTISEMENT
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, menyarankan agar belanja barang-barang yang tidak mendesak harus ditunda dulu apabila Indonesia masuk resesi.
“Apabila kondisi kita memang terbatas dalam hal pemasukan dan dana tabungan, bahkan bila mengalami pengurangan penghasilan atau terkena PHK, maka sebaiknya membelanjakan uang kita hanya untuk kebutuhan yang benar-benar penting dan diperlukan dulu,” kata Andy saat dihubungi kumparan, Kamis (24/9).
Andy menyebutkan beberapa kebutuhan penting yang tidak bisa ditunda adalah makanan, tagihan, sampai keperluan sekolah anak.
“Sementara kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya kesenangan ataupun keinginan sebaiknya ditunda terlebih dahulu,” ujar Andy.
Ilustrasi keuangan. Foto: Unsplash
Andy mengatakan dalam kondisi saat ini sebaiknya masyarakat mulai melirik pekerjaan atau bisnis sampingan. Hal itu tentu diperlukan untuk menambah pendapatan yang dikhawatirkan bisa berkurang.
ADVERTISEMENT
“Demikian pula yang terkendala dengan bisnisnya harus berhenti sama sekali, maka sebaiknya segera banting setir mencari peluang usaha yang baru,” terang Andy.
Sementara bagi masyarakat yang tidak mengalami dampak pandemi secara finansial, Andy menjelaskan mereka bisa membelanjakan uangnya seperti biasa. Selain itu, apabila tetap ingin berinvestasi harus memilih yang berisiko rendah seperti logam mulia, deposito, obligasi ritel, sukuk ritel, SBN, reksadana berbasis pasar uang atau reksadana berbasis pendapatan tetap.
Sebagai informasi, pandemi virus corona memang membuat ancaman resesi di Indonesia sudah semakin nyata. Kondisi itu mulai terlihat saat pertumbuhan ekonomi di kuartal II minus 5,32 persen.
Sementara, Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah memproyeksikan perekonomian di kuartal III ini minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen. Dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi negatif artinya Indonesia bisa masuk jurang resesi.
ADVERTISEMENT