Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Respons Nyoman Nuarta Usai Desain Istana Garuda IKN Disebut Bernuansa Mistis
12 Agustus 2024 7:58 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Seniman sekaligus desainer Istana Garuda IKN , Nyoman Nuarta , merespons komentar publik terkait pembangunan Istana Garuda yang disebut bernuansa mistis karena gelap hingga menyerupai kelelawar.
ADVERTISEMENT
Nyoman Nuarta tidak ambil pusing terkait komentar bernuansa mistis tersebut. Menurutnya, istana negara di ibu kota baru tersebut dirancang untuk menunjukkan kewibawaan.
"Jadi kalau itu menjadi aura mistis dan segala macam, ya itu terserah masing-masing lah, tapi kita membuat itu tentu Istana itu agar berwibawa, kita butuh, butuh wibawa itu," kata Nyoman seperti dikutip dari Antara, Minggu (11/8).
Nyoman juga mengklarifikasi bahwa warna yang tampak gelap dari Istana merupakan kuningan yang akan berubah warna menjadi hijau. Perubahan warna ini akan teroksidasi mengikuti warna alam di sekitar karya tersebut.
Adapun rangka bagian belakang, kata dia, merupakan pelat bolong-bolong berbahan baja yang bisa tahan terhadap perubahan cuaca. Nyoman mengambil contoh infrastruktur jembatan di New York sebagai pembanding. Desain jembatan di sana, kata Nyoman, mirip dengan yang ia lakukan pada Istana Garuda IKN.
ADVERTISEMENT
"Kelembapan alam kita itu, dia secara pelan-pelan dia oksidasi berubah ke biru-biru toska. Nah itu pertama dia kemerahan tadi, tergantung cuaca begitu, kena hujan, kemudian dia lama-lama tambah gelap, dan itu sudah terbukti ratusan tahun umurnya," ujarnya.
"Kalau orang lihat gelap segala macam, kan susah yang biasa lihat menyala-menyala warna emas itu kan saya enggak mau seperti itu," sambung Nyoman.
Desainer patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) itu pun meminta agar masyarakat tak menyamakan membangun istana seperti membuat rumah atau gedung-gedung lainnya. Nyoman mengatakan, pembangunan istana harus menggambarkan ciri bangsa sendiri.
"Jangan berpikirannya seperti rumah karena kebawa-bawa dari zamannya kolonial. Istana ini harus kita bangun sendiri dengan ciri kita sendiri. Kita kan membangun itu namanya istana, berbeda dong dengan bangunan-bangunan rumah yang lain, bangunan hotel, termasuk bangunan yang sudah ada, saya nggak mau," tandasnya.
ADVERTISEMENT