Respons Wamenperin soal Industri Pengolahan Melambat di Kuartal III 2024

6 November 2024 14:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Reza di Hotel St Regis Jakarta. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Reza di Hotel St Regis Jakarta. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Reza buka suara terkait melambatnya industri pengolahan, meskipun menjadi sumber pertumbuhan nasional terbesar di kuartal III 2024.
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,95 persen (yoy) di kuartal III 2024 secara tahunan atau year on year (yoy) dan tumbuh 1,50 persen secara kuartalan atau quarter to quarter (qtq).
Realisasi pertumbuhan ekonomi itu lebih rendah dibandingkan kuartal II 2024 yang mencapai 5,05 persen (yoy) dan lebih tinggi jika dibandingkan kuartal III 2023 yang berada di level 4,94 persen (yoy).
BPS menyebutkan industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan terbesar menurut lapangan usaha, dengan andil sebesar 0,96 persen (yoy). Namun, andil tersebut lebih rendah dari saat kuartal III 2023 sebesar 1,06 persen (yoy) alias melambat.
Faisol mengakui terdapat masalah permintaan dan penawaran (supply and demand) di industri pengolahan yang dipengaruhi situasi perekonomian global.
ADVERTISEMENT
"Ya memang kan ada masalah suplai dan demand, jadi saya kira memang ekonomi global lagi tidak menentu," ungkap Faisol saat ditemui di Hotel St Regis Jakarta, Rabu (6/11).
Kendati demikian, Faisol menyebut berdasarkan catatan Kemenperin, sektor manufaktur secara umum masih tumbuh cukup baik dan memang hanya beberapa sektor yang terkontraksi.
Kemenperin mencatat Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Oktober 2024 mencapai 52,75. Nilai tersebut meningkat 0,27 poin dibandingkan dengan September 2024.
Dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, terdapat 22 subsektor mengalami ekspansi dan 1 subsektor kontraksi, di mana 90 persen lebih subsektor di bawah industri pengolahan nonmigas ekspansif.
"Kalau dari hitungan kami di Kemenperin secara umum manufaktur tumbuh itu cukup baik tapi mungkin di sektor-sektor tertentu aja yang agak tertekan," ungkap Faisol.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data BPS, industri pengolahan tumbuh didorong oleh permintaan domestik dan luar negeri. Beberapa sektor yang tumbuh yakni Industri Makanan dan Minuman tumbuh 5,82 persen, ditopang oleh permintaan domestik produk makanan dan peningkatan ekspor produk minuman.
Kemudian, Industri Logam Dasar tumbuh 12,36 persen sejalan dengan peningkatan permintaan luar negeri untuk logam dasar, khususnya besi dan baja.
Terakhir, Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik tumbuh 7,29 persen didorong oleh permintaan luar negeri untuk bahan bangunan dari logam dan komponen elektronik