Rest Area KM 88 Tol Cipularang, Arena UMKM Raup Cuan

19 April 2023 14:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 27 April 2023 11:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Kampoeng UMKM di Rest Area Travoy KM 88, Jawa Barat, Kamis (13/4/2023). Foto:  Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Kampoeng UMKM di Rest Area Travoy KM 88, Jawa Barat, Kamis (13/4/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Rest Area KM 88 Tol Cipularang tak hanya memberikan layanan bagi pemudik yang ingin beristirahat ketika merasa lelah dalam perjalanan. Di lokasi tersebut juga menjadi tempat UMKM meraup cuan.
ADVERTISEMENT
Di salah satu sudutnya berdiri sebuah bangunan semacam pendopo berisi belasan kios UMKM yang menjajakan sejumlah menu makanan. Lokasi itu disebut Kampoeng UMKM.
Salah satu pedagang, Hafidah bercerita telah berdagang di rest area itu sejak 10 tahun lalu. Awalnya, belum ada Kampoeng UMKM itu.
"Aku dagang di situ tuh, di nitrogen," kata Hafidah saat ditemui, Kamis (13/4). Dia seraya menunjukkan lokasi berdagangnya dulu.
Di tempat usahanya dulu, Hafidah mengaku dimintai uang sewa Rp 60 juta per tahunnya. Hal tersebut dinilai memberatkan.
Akhirnya, pada September 2021 lalu, Hafidah ditawari seseorang dari Jasa Marga untuk bergabung dalam Kampoeng UMKM.
"Berhubung di situ mahal lah, gak kuat, kan berhubung di situ Rp 60 juta setahun aku gak kuat, akhirnya aku ke sini ke UMKM diarahin dari Jasa Marga, 'ibu ke situ aja masih banyak lowongan'. Yaudah aku kan ke sini," ungkap Hafidah.
Hafidah, seorang pedagang di Rest Area KM 88 Tol Cipularang. Foto: Jonathan Devin/kumparan
Banyak sekali perbedaan yang dirasakannya ketika pindah lokasi berdagang. Paling utamanya soal harga sewa. Ketika baru masuk, Hafidah mengaku tak dipungut biaya sepeser pun untuk berdagang. Baru di tahun keduanya dikenakan biaya sewa yang harganya jauh lebih murah dibanding sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau di sini aku (sewanya) Rp 15 (juta) setahun. Jauh (perbedaan harga sewa dengan tempat dagang sebelumnya)," ungkap Hafidah.
Hafidah menjelaskan berdagang di Kampoeng UMKM ada aturannya. Pertama, menu tidak boleh sama dengan pedagang lainnya. Kemudian, setiap piring yang terjual dipotong senilai Rp 7.000.
"Satu piring dipotong Rp 7.000. Misalnya dari aku 20 nih, ntar di situ 27. Itu buat waiters, buat kasir, buat perawatan ini," terang Hafidah.
Lebih lanjut, Hafidah mengungkapkan berdagang di rest area tidak melulu ramai didatangi pembeli. Ada saat-saat tertentu dagangan bisa laris manis, misalnya mudik lebaran.
Hafidah menjajakan berbagai menu, mulai dari nasi goreng, kwetiau, bihun, hingga bakmi ayam. Lebaran 2022 lalu, dia bisa menjual hingga lebih dari 70 piring sehari.
ADVERTISEMENT
"Ya bergantung. Hari Minggu insyaallah pasti ramai, hari Minggu, Lebaran. Tahun kemarin ramai hampir 3 hari. Dari lebaran hari ketiga buka. Kalau kemarin alhamdulilah hampir 70 piring sehari," tutur Hafidah.
Salah satu dagangan di Rest Area KM 88 Tol Cipularang. Foto: Jonathan Devin/kumparan
Hafidah bersyukur bisa berjualan di Kampoeng UMKM. Dia berharap agar biaya sewa tidak naik, apalagi hingga membebankan dirinya. "Alhamdulilah jangan ada kenaikan lah. Kita kan UMKM itu orang kecil," tuturnya.
...
Bagi kamu yang mau membeli produk UMKM yang ditemui selama mudik, bisa menggunakan layanan BCA. Mulai dari debit BCA hingga scan QRIS BCA.
***
Reporter: Jonathan Devin