Reza Stefanus: Terbangkan Ikan Mas Koki dari Depok ke Singapura

21 Januari 2017 15:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pengusaha Ikan Mas Koki Reza Stefanus (Foto: Wiji Nurhayat/kumparan)
Menggeluti sebuah bisnis hingga meraih sukses adalah impian setiap orang. Tidak terkecuali dengan Reza Stefanus (39). Reza adalah sosok pengusaha sukses yang membuka usaha budidaya ikan hias mas koki (Carrasius Var Auratus) dengan nama Reza Goldfish. Ikan mas miliknya bahkan sudah go international.
ADVERTISEMENT
Reza mulai menekuni profesi sebagai peternak ikan mas koki tahun 2003. Awalnya dia hanyalah seorang bos alat tulis kantor yang menderita kerugian. Kehidupannya berubah setelah Reza mendapatkan sepasang induk ikan mas koki hasil pertukaran ikan louhan miliknya dengan seorang teman.
“Ikan louhan saya dibarter dengan sepasang mas koki,” kata Reza saat bercerita dengan kumparan, Sabtu (21/1).
Setelah itu, Reza kelihatan semakin serius menekuni bisnisnya ini. Dengan modal Rp 100 ribu ia membeli bibit ikan mas koki untuk dibesarkan.
Ikan mas koki salah satu ikan hias. (Foto: Wiji Nurhayat/kumparan)
"Modal tersebut digunakan untuk membeli bibit dari petani lain karena menunggu ikan hasil ternakan saya terlalu lama panennya,” tambahnya.
Alhasil ikan mas koki yang dipeliharanya tumbuh besar. Reza kemudian memberanikan diri untuk menjual ikan mas koki miliknya ke beberapa toko ikan hias dan hasilnya cukup lumayan. Ia mampu meraup pendapatan ratusan ribu rupiah.
ADVERTISEMENT
Di tahun 2006 Reza memperbesar usahanya. Ia menyewa kolam di daerah Curug Agung, Depok sebagai fasilitas utama bisnisnya. Di atas lahan tersebut Reza dan sang istri, Mutia Yudharia memelihara ikan mas koki dengan luas lahan pemeliharan sekitar 195 meter persegi.
Modal Rp 15 juta ia keluarkan dan digunakan untuk menyewa lahan, membuat kolam semen, mesin pompa air, perlengkapan akuarium, pakan dan membeli beberapa jenis bibit dan indukan ikan hias mas koki.
Budidaya ikan mas koki. (Foto: Wiji Nurhayat/kumparan)
“Tahun 2006 modal sewa lahan dan bangun kolam itu Rp 10 juta. Sedangkan Rp 5 juta itu biaya pakan per bulan,” ungkapnya.
Dari modal itu, Reza akhirnya memiliki kolam 10 buah dengan kedalaman sekitar 30 - 50 cm. Ada juga yang berukuran 5 m x 3 m sebanyak 1 kolam yang berfungsi tempat khusus ikan kontes. Sedangkan 12 kolam lainnya yang berukuran 3 x 2 m berfungsi sebagai pembesaran ikan dan 2 kolam berukuran 2 m x 1,5 m berfungsi sebagai pembesar pula. Reza membudidayakan semua jenis ikan mas koki mulai dari Oranda dan Ranchu
ADVERTISEMENT
“Penjualan laku dan permintaan terus mengalami peningkatan,” katanya.
Dalam penjualan dan pemasaran, Reza menawarkan sisi kualitas dari ikan itu sendiri. Reza menjamin, ikan yang dijual tidak memiliki penyakit seperti lernaea (cacing perioder), jamur (saprolegniasis), Bakteri Aeromonas (punctata), Bakteri Pseudomonas, hingga bintik putih (white spot).
Ikan mas koki milik Reza Stefanus di Depok. (Foto: Wiji Nurhayat/kumparan)
Untuk mencegah timbulnya penyakit tersebut, Reza rutin menjaga kebersihan kolam pembesaran dengan cara menguras kolam 4 hari sekali. Ketika melakukan pengurasan, ikan mas koki dipindahkan terlebih dahulu ke wadah lain seperti baskom yang telah diisi dengan campuran air, garam dan metilen blue (biasa disebut dengan obat biru) selama beberapa menit.
Takaran campuran air, garam dan metilen blue adalah untuk satu baskom air ukuran 2 liter ditambah dengan 5 sendok makan garam dapur dan satu ruas kuku jari tengah metilen blue.
ADVERTISEMENT
Alhasil dengan perawatan super intensif, ikan mas koki milik Reza mempunyai bentuk dan ekor yang indah, memiliki warna sirip yang cerah, kepalanya menyerupai singa, hingga warna yang beragam, dan gerakan tubuhnya yang gemulai lemah lembut.
“Ikan mas koki jenis Oranda ini paling disukai masyarakat dan umumnya itu semua suka dari jenis ikan ini. Oranda ini ada warna merah, merah putih, hitam, callilo atau tutul-tutul,” sebutnya.
Ikan mas koki dalam akuarium. (Foto: Wiji Nurhayat/kumparan)
Sayangnya untuk mendapatkan bibit yang berkualitas, diakui Reza cukup sulit. Dari telur ikan mas koki yang dihasilkan masing-masing indukan, hanya 5 - 10 persen saja yang bakal menjadi ikan mas koki yang berkualitas. Hal ini menjadi alasan, mengapa harga ikan mas koki yang berkualitas cukup mahal.
ADVERTISEMENT
Rata-rata harga ikan mas koki milik Reza dipatok hingga jutaan rupiah. Contohnya ikan mas koki jenis Oranda umur 2 bulan dijual Rp 1 juta/ekor. Sementara yang berumur 3 bulan sudah mencapai Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta/ekornya.
“Ikan mas koki jenis ini berkualitas," sebutnya
Meski harganya yang tinggi tidak menyurutkan minat para calon pembeli ikan mas koki milik Reza. Mereka lantas berburu jenis ikan mas koki yang unik dan langka di media sosial Facebook (FB). Reza mengakui teknik pemasaran/penjualan ikan mas koki miliknya hanya dengan menggunakan Facebook dan dari mulut ke mulut. Ia mengaku tidak memiliki toko ikan sama sekali.
Diekspor ke Negara Lain
Singkat cerita, hanya dengan media sosial, ikan mas koki milik Reza melalang buana hingga keluar negeri. Selain berhasil memasarkan hingga seluruh wilayah Indonesia, ikan mas koki miliknya sudah banyak diekspor ke negara-negara Asia Tenggara, seperti Singapura.
ADVERTISEMENT
Ikan mas koki untuk dipelihara dan dibudidayakan. (Foto: Wiji Nurhayat/kumparan)
“Kita ekspor itu sudah dari 3 tahun yang lalu ke Singapura,” katanya.
Selain Singapura, ikan mas koki milik Reza juga dipasarkan ke Malaysia dan Filipina. Bahkan saat ini jumlah permintaan ikan mas koki dari kedua negara tersebut cukup besar.
“Paling banyak juga Filipina dan Malaysia,” ucapnya.
Dengan cara itu, Reza mampu memperoleh omzet rutin cukup besar rata-rata Rp 30 juta hingga Rp 50 juta per bulan. Omzet juga diukur tergantung bagaimana tingkat produktivitas indukan ikan mas koki yang dihasilkan.
Kolam ikan mas koki Reza Stefanus. (Foto: Wiji Nurhayat/kumparan)
Reza juga mengakui sudah banyak permintaan dari negara-negara lain, khususnya di Benua Amerika. Beberapa negara disebut berminat untuk mendatangkan ikan mas koki yang diproduksi Reza seperti Amerika Serikat, Kanada, Argentina dan Bolivia.
ADVERTISEMENT
“Yang paling banyak minta itu Argentina dan Bolivia, Kanada juga ada dan Texas juga minta ke saya tetapi masih belum saya penuhi,” sebutnya.
Sayangnya Reza belum mampu untuk mensuplai ikan mas koki miliknya ke berbagai negara di kawasan Benua Amerika. Alasannya adalah karena produksi ikan mas koki miliknya masih cukup terbatas. Belum lagi tarif pengiriman (shipping cost) dari Indonesia ke negara-negara tersebut cukup mahal yaitu bisa mencapai Rp 9 juta sekali kirim.
“Kita ini masih skala kecil. Kalau ada rezeki, saya mau ekspansi lebih besar lagi dan tentu saja kita ingin produksi massal. Sehingga harapan saya, pasar Amerika latin bisa digarap,” tutupnya.