Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Rhenald Kasali Komentari Postingan #UninstallBukalapak
15 Februari 2019 16:24 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali ikut berkomentar soal tagar #UninstallBukalapak yang sedang ramai diperbincangkan warganet. Keriuhan tersebut bermula dari cuitan CEO Bukalapak (BL) Achmad Zaky yang dianggap memiliki tendensi politik salah satu pasangan capres tertentu.
ADVERTISEMENT
Menurut Rhenald, hal tersebut sedikit banyak akan berdampak pada valuasi perusahaan.
"Nah dampak lain mungkin memberikan bintang atau review-nya, membuat reputasi (aplikasi) dia (Bukalapak ), valuasinya akan turun, bisnis ini kan berdasarkan valuasi," katanya kepada kumparan, Jumat (15/2).
Meski demikian, secara umum tidak ada dampak yang terlalu signifikan dari sisi penurunan pengguna. Sebab, kata Rhenald, kenaikan atau penurunan tersebut hanya sebagian pengguna saja saat Presiden Jokowi meng-endorse Bukalapak beberapa waktu lalu.
"Sebetulnya itu selalu imbang hukumannya. Imbang, ada yang di-endorse oleh presiden, naiknya cepet. Begitu kita mengirim sinyal bertentangan dengan presiden, otomatis yang di-endorse itu juga akan kempes kembali. Jadi imbang saja, misalnya belum di-endorse ada 100 (user), sekarang jadi 10.000 user, naik 9.900 user," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kata dia, sangat minim sekali pelapak yang eksklusif dalam satu tempat e-comerce untuk berjualan. Artinya, perpindahan dari satu toko ke toko lain itu tidak terlalu berdampak sebab pangsa pembeli online tetap.
"Memang kalau pelapak atau para pedagang mereka akan mencari untung rugi aja. Mereka akan setiap hari (memonitor), tidak hanya berjualan eksklusif jualan di Bukalapak. Jarang sekali orang yang hanya mencari di satu tempat. Mereka menaruh di beberapa titik," katanya.