RI Buka Peluang Kerja Sama dengan Rusia di Makan Bergizi Gratis

14 April 2025 17:24 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Forum Bisnis Kadin Indonesia-Rusia di Hotel Raffles Jakarta, Senin (14/4/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Forum Bisnis Kadin Indonesia-Rusia di Hotel Raffles Jakarta, Senin (14/4/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia membuka peluang kerja sama dengan Rusia untuk mendukung sejumlah program strategis nasional, termasuk program makan bergizi gratis yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Dalam forum bisnis bilateral yang digelar di Hotel Raffles Jakarta, Senin (14/4), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pentingnya kolaborasi kedua negara untuk memperkuat ketahanan pangan di tengah ketidakpastian global.
Program makan bergizi gratis menjadi salah satu agenda utama pemerintahan mendatang yang membutuhkan dukungan dari berbagai sektor, termasuk teknologi pertanian dan sistem distribusi pangan yang efisien. Dalam konteks ini, Airlangga menyampaikan sinyal kuat kepada delegasi Rusia untuk terlibat lebih dalam dalam mendukung misi tersebut.
“Saya kira Indonesia, di bawah Presiden Prabowo Subianto, memiliki program yang sangat menyentuh hati dan merupakan program strategis, yaitu program Makan Bergizi Gratis untuk seluruh anak Indonesia. Yang kedua adalah ketahanan pangan dan ketahanan energi,” ujar Airlangga.
ADVERTISEMENT
Airlangga juga menekankan, pemenuhan pangan menjadi prioritas utama pemerintah dalam menghadapi kondisi global yang penuh tekanan. Ia menilai, dengan keterlibatan teknologi dan investasi Rusia, program makan bergizi gratis dapat didorong menjadi motor pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor pangan.
“Di tengah ketidakpastian global, menurut saya yang terpenting bagi rakyat adalah kecukupan pangan. Jadi menurut saya dalam hal tersebut, saya kira Indonesia terbuka untuk berkolaborasi dan bekerja sama tentang bagaimana agar program besar ini dapat memacu pertumbuhan Indonesia dari tingkat regional juga, tidak hanya dari pemerintah pusat,” katanya.
Selain pangan, Indonesia juga mengundang Rusia untuk memperkuat kerja sama di sektor energi, khususnya dalam pengembangan energi terbarukan dan peningkatan kapasitas produksi minyak dan gas nasional. Pemerintah menargetkan produksi migas Indonesia bisa ditingkatkan dari sekitar 600 ribu barel per hari, untuk menjawab kebutuhan dalam negeri yang jauh lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
“Jadi menurut saya kerja sama untuk energi terbarukan dan juga bagaimana mengubah cadangan minyak lama dengan teknologi baru untuk enhanced oil refinery atau enhanced gas itu yang dibutuhkan Indonesia untuk meningkatkan produksi migas Indonesia,” ungkap Airlangga.
Kolaborasi dalam teknologi energi bersih seperti reaktor modular kecil (SMR), hidrogen, hingga penangkapan karbon juga menjadi bagian dari agenda strategis yang ditawarkan pemerintah Indonesia. Menurut Airlangga, potensi kemitraan antara kedua negara dapat diperluas lewat skema investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang tersebar dari barat hingga timur Indonesia.
Presiden Indonesia Prabowo Subianto bereaksi saat berbicara dengan Airlangga Hartarto, Menteri Perekonomian Indonesia, pada pertemuan ekonomi dengan topik "Memperkuat Ketahanan Perekonomian Nasional" di Jakarta, Indonesia, 8 April 2025. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Airlangga menilai, Rusia memiliki kapabilitas kuat di bidang teknologi energi dan pertanian. Oleh karena itu, keterlibatan Rusia diharapkan tidak hanya terbatas pada transaksi perdagangan, tetapi juga melibatkan pertukaran pengetahuan, investasi strategis, dan peningkatan kapasitas produksi dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Airlangga menyampaikan momentum kerja sama kedua negara sangat penting untuk terus dijaga dan diperkuat. Ia menilai, kemitraan Indonesia–Rusia perlu diarahkan pada proyek nyata yang melibatkan sektor swasta kedua negara.
“Saya kira ini adalah model ketahanan bagaimana kedua negara kita dapat berkembang,” tegasnya.
Selain dari sisi pemerintah, kalangan dunia usaha juga melihat peluang besar dari hubungan bilateral ini. Wakil Koordinator Bidang Luar Negeri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, James Riady, mendorong pengusaha Rusia untuk menangkap peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sedang dalam momentum.
“Pertama-tama, kita berada pada tahap perkembangan terkini. Dan hampir setiap industri, hampir setiap sektor, masalahnya bukan pada permintaan, tetapi pada pasokan. Baik itu di bidang kesehatan, pendidikan, hampir setiap industri,” kata James.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, sektor swasta Indonesia sangat terbuka terhadap kemitraan internasional, dan Rusia merupakan salah satu mitra strategis yang potensial. Ia mendorong agar interaksi bisnis tidak hanya dibangun secara normatif, tetapi langsung melibatkan pelaku usaha.
James juga menekankan pentingnya fasilitasi antar sektor bisnis dan pemerintah kedua negara agar kolaborasi berjalan secara konkret.
“Jadi menurut saya kuncinya adalah memfasilitasi interaksi semacam itu. Lebih dari sekadar pertukaran normatif ini, tetapi benar-benar mengajak lebih banyak pebisnis untuk datang ke sini dan bekerja sama dengan pebisnis Indonesia,” tegasnya.