RI Butuh Investasi USD 235 Miliar Buat Transisi ke Energi Hijau di 2030

1 Desember 2024 7:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teknisi memeriksa solar panel pada proyek PLTS Terapung di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Teknisi memeriksa solar panel pada proyek PLTS Terapung di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Standard Chartered memproyeksi kebutuhan investasi Indonesia untuk transisi energi di tahun 2030 mencapai USD 235 miliar atau sekitar Rp 3.274 triliun (kurs Rp 15.847 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
Cluster CEO, Indonesia and ASEAN Markets (Australia, Brunei and the Philippines), Rino ‘Donny’ Donosepoetro, mengatakan perkembangan sektor-sektor prioritas di Indonesia antara energi terbarukan, kendaraan listrik (EV), dan industri hilir, yang menunjukkan komitmen Indonesia terhadap transformasi ekonomi sekaligus upayanya mencapai target net-zero pada 2060.
Donny juga menyoroti karena kebutuhan energi negara di Indonesia diproyeksikan akan tumbuh sebesar 42 persen pada 2030, sehingga diperlukan percepatan peralihan menuju solusi berkelanjutan.
Sementara itu, industri hilir di Indonesia harus mampu menarik investasi sebesar USD 600 miliar untuk mengolah 26 komoditas utama seperti nikel, tembaga, dan timah. Sektor-sektor ini memegang peranan penting untuk masa depan perekonomian Indonesia, namun kerap menemui sejumlah kendala, terutama dalam mendapatkan pendanaan, mendorong penyelarasan kebijakan, dan memastikan pembangunan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
“Standard Chartered juga telah ikut mendanai pembangkit listrik tenaga surya terapung terbesar di ASEAN dengan kapasitas 145 MW di Cirata dan akan berupaya untuk menyelesaikan sejumlah proyek co-financing serupa lainnya tahun ini. Setiap upaya dan inisiatif kami merupakan langkah maju dalam mendukung transisi energi yang lebih berkelanjutan,” ujar Donny dalam keterangannya, Minggu (1/12).
Standard Chartered, Pemerintah Inggris, Irlandia Utara, serta Kamar Dagang Inggris-Indonesia (BritCham) menggelar roundtable untuk membahas peluang pasar karbon: Standard Chartered Indonesia.
Dia melanjutkan, Standard Chartered Indonesia mendukung serangkaian pertemuan tingkat tinggi yang berlangsung saat kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris pada 20-22 November 2024 lalu. Dalam kunjungan tersebut, sejumlah diskusi penting dibahas antara lain tentang carbon market, peluang investasi dan climate financing.
Cluster CEO, Indonesia & ASEAN Markets Standard Chartered Rino Donosepoetro mengatakan, keterlibatan Standard Chartered sejalan dengan komitmen untuk memfasilitasi pertumbuhan perekonomian yang kuat dan berkelanjutan di Indonesia. Standard Chartered merasa terhormat dapat memegang peranan strategis dalam sejumlah diskusi penting ini.
ADVERTISEMENT
“Keterlibatan kami dalam rangkaian acara ini merupakan komitmen Standard Chartered untuk memfasilitasi pertumbuhan berkelanjutan. Inisiatif-inisiatif kami di Indonesia terkait upaya keberlanjutan adalah peran kami dalam pembentukan dan negosiasi Just Energy Transition Partnership (JETP),” kata dia.
Pada 20 November 2024, Standard Chartered Indonesia, Pemerintah Inggris dan Irlandia Utara, serta Kamar Dagang Inggris-Indonesia (BritCham) menggelar sebuah roundtable untuk membahas peluang pasar karbon di Indonesia. Diskusi membahas skala peluang pasar karbon di Indonesia, termasuk kolaborasi antara sektor publik dan swasta.
Selanjutnya pada 21 November 2024, ajang roundtable para CEO bersama Presiden Prabowo Subianto mempertemukan para CEO dari 19 perusahaan Inggris terkemuka. Dalam pertemuan ini, Presiden Prabowo menyampaikan prioritas pemerintah untuk mendorong investasi dan mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengeklaim memboyong investasi sebesar USD 18,5 miliar atau setara dengan Rp 294,56 triliun (dengan kurs Rp 15.922 per dolar AS) usai mengunjungi lima negara yaitu China, Peru, Brasil, Amerika Serikat dan Inggris.
Presiden RI Prabowo Subianto memenuhi undangan makan siang dari Wakil Perdana Menteri Inggris Angela Rayner di Lancaster House, London, Kamis (21/11/2024). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
Menurut Prabowo lawatannya kali ini melebihi target investasi yang ingin diboyongnya. “Agak-agak melebihi (target). Jadi saya pulang bawa komitmen total USD 18,5 miliar. Jadi saya kira ini cukup bagus, menunjukkan kepercayaan global terhadap ekonomi Indonesia,” kata Prabowo dalam konferensi pers di Inggris, Jumat (22/11).
Secara rinci, sebanyak USD 18,5 miliar tersebut terdiri dari investasi yang akan digelontorkan oleh British Petroleum sebanyak USD 7 miliar, pemerintah China USD 10 miliar, dan USD 1,5 miliar dari CEO Roundtable Forum di Inggris.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Prabowo menjelaskan total yang sudah memberikan kepastian lebih lanjut berupa komitmen investasi adalah sebesar USD 8,5 miliar, terdiri dari USD 7 miliar dari British Petroleum dan USD 1,5 miliar dari CEO Roundtable Forum di Inggris.
“Total mereka sudah komit investasi USD 8,5 miliar. USD 7 miliar British Petroleum (dan) USD 1,5 miliar dari beberapa perusahaan lain, jadi cukup produktif lah pertemuan-pertemuan kita hari ini, mereka sangat ingin masuk ke Indonesia,” terang Prabowo.