RI-China Kerja Sama Vokasi, Menaker Harap Tenaga Kerja Makin Berkualitas

18 Desember 2024 21:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli, dalam China-Indonesia Industry Education Integration Community. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli, dalam China-Indonesia Industry Education Integration Community. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli, mengatakan Indonesia dan China memperkuat kerja sama di bidang pendidikan vokasi dan integrasi industri. Menurutnya, hal ini untuk masa depan tenaga kerja berkualitas.
ADVERTISEMENT
Yassierli menjelaskan, dalam upaya meningkatkan relevansi pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri, langkah awal kolaborasi antara perguruan tinggi vokasi Indonesia dan perusahaan-perusahaan China yang memiliki investasi di Indonesia kini mulai digagas.
Menurut dia, inisiatif tersebut bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja lokal yang sesuai dengan kebutuhan spesifik industri, sehingga peluang kerja di Indonesia dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh sumber daya manusia (SDM) dalam negeri.
“Bagi kita di Indonesia tentu kita anggap ini sebuah opportunity ketika memang ada kebutuhan industri dan itu very-very spesifik dan kemudian kita memang melihat itu real artinya ada opportunity bagi kita untuk menyiapkan,” jelas Menaker dalam keterangannya, Rabu (18/12).
“Kalau tidak kita khawatir malah itu nanti akan diisi oleh tenaga kerja bukan dari Indonesia,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Yassierli mengungkapkan bahwa kebutuhan tenaga kerja di Indonesia sangat besar, terutama di sektor-sektor yang didukung oleh investasi asing. Hal ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menyiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki lulusan perguruan tinggi vokasi dan kebutuhan industri saat ini.
“Bentuk kerja sama tadi belum spesifik, kita juga diskusi baru terbatas, yang saya dengar tadi adalah mereka membutuhkan skill yang spesifik yang berbeda dengan skill yang ada saat ini di Indonesia,” jelasnya.
Dari sisi pemerintah, fokus kerja sama akan tetap berlandaskan pada program prioritas nasional yang telah ditetapkan oleh Presiden, yaitu swasembada pangan, ketahanan energi dan Hilirisasi Industri
ADVERTISEMENT
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia, Sri Suning Kusumawardani, menyampaikan pandangan mengenai situasi dan tantangan masa depan pendidikan vokasi di Indonesia.
“Kita menyadari betul bahwa upaya untuk peningkatan kompetensi mahasiswa-mahasiswa kita dan lulusan-lulusan kita menjadi fokus utama perguruan tinggi, dan salah satu perguruan tinggi yang bisa menjadi inspirasi dan benchmark ada di China, dan kita menyadari betul perlu belajar dan berkolaborasi lebih erat,” paparnya.
Lebih lanjut Sri Suning menuturkan bahwa dalam era transformasi global yang semakin dinamis, peningkatan kompetensi mahasiswa dan lulusan menjadi salah satu fokus utama perguruan tinggi di Indonesia. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk menciptakan SDM unggul, tetapi juga menjawab tantangan besar dalam dunia kerja yang terus berubah.
ADVERTISEMENT
“Tentu lapangan pekerjaan menjadi salah satu hal yang kita bidik juga karena kita sadari betul bahwa landscape pekerjaan ke depan itu berubah sangat drastis, pekerjaan-pekerjaan yang ada sekarang menurut prediksi ada 10 jutaan yang akan hilang akan muncul pekerjaan-pekerjaan baru,” terangnya.