RI-China Sepakat Bunga Pinjaman Kereta Cepat Jakarta-Bandung 3,7-3,8 Persen

1 November 2023 19:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi bersiap menaiki kereta cepat Jakarta-Bandung usai peresmiannya di Stasiun Halim, Jakarta, Senin (2/10/2023). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi bersiap menaiki kereta cepat Jakarta-Bandung usai peresmiannya di Stasiun Halim, Jakarta, Senin (2/10/2023). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia dengan China Development Bank (CDB), telah mencapai kesepakatan terkait bunga pinjaman proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung di angka 3,7-3,8 persen.
ADVERTISEMENT
"Saya lupa, tapi waktu itu saya pernah bilang angkanya antara 3,7-3,8 persen," Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo saat ditemui di kantor InJourney, Rabu (1/11).
Pria yang akrab disapa Tiko ini sebelumnya mengatakan Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir menghadiri acara Belt and Road Initiative di China, sekaligus membahas kesepakatan bunga tersebut.
Tiko menuturkan, kesepakatan bunga tersebut lebih rendah dari penawaran awal pihak CDB yaitu di angka 4 persen dan di bawah imbal hasil obligasi (treasury yield) Amerika Serikat yang saat ini di angka 5,25 persen.
Selain itu, lanjut dia, tenor atau jangka waktu dari pinjaman CDB untuk pembengkakan biaya KCJB tersebut yaitu dinilai cukup panjang, yakni selama 35 tahun.
ADVERTISEMENT
"Kita lihat saja treasury yield-nya sekarang 5,25, artinya sudah di bawah treasury yield Amerika. Jadi itu bunga konsesi lah diberikan bunga khusus juga dengan tenor panjang sekali 35 tahun," jelasnya.
Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, pidato dalam event Telkom Digiland 2023 di Istora Senayan Jakarta, Sabtu, 8 Juli 2023. Foto: Dok. Telkom
Sebelumnya, melalui penerbitan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 tahun 2023, pemerintah memberikan jaminan atas utang untuk menutupi pembengkakan biaya (cost overrun) proyek KCJB.
Namun Tiko menegaskan utang tersebut bukan dibayar dari APBN, melainkan pihak PT KAI (Persero) sebagai pemegang saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang memberikan tambahan modal serta melakukan pinjaman kepada CDB.
Adapun pihak konsorsium Indonesia dan China telah menyepakati total pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung disepakati mencapai USD 1,2 miliar atau setara Rp 18,2 triliun.
ADVERTISEMENT
Dari pembengkakan biaya tersebut, USD 560 juta atau sekitar Rp 8,34 triliun adalah utang dari CDB kepada konsorsium Indonesia. Sedangkan sisanya USD 640 juta ditanggung konsorsium China. China juga minta utang itu dijamin APBN Indonesia.
PT KAI sendiri telah menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tambahan modal. PMN KAI yang telah dicairkan untuk penambahan modal KCIC senilai Rp 3,2 triliun.