RI dan Denmark Teken Perpanjangan Kerja Sama di Sektor EBT dan Konservasi Energi

21 April 2025 18:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penandatanganan Nota Kesepahaman Pemerintah Indonesia dan Denmark di sektor energi baru terbarukan (EBT) dan konservasi energi, Senin (21/4/2025). Foto:  Fariza/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penandatanganan Nota Kesepahaman Pemerintah Indonesia dan Denmark di sektor energi baru terbarukan (EBT) dan konservasi energi, Senin (21/4/2025). Foto: Fariza/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia dan pemerintah Denmark menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) perpanjangan kerja sama di sektor energi baru terbarukan (EBT) dan konservasi energi.
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan MoU tersebut merupakan perpanjangan kerja sama yang telah berlangsung selama 10 tahun antara kedua negara.
"Kami sangat mengapresiasi selama kurang lebih 10 tahun pemerintah Indonesia dan Denmark telah melakukan banyak hal dalam melakukan kerja sama khususnya pengembangan energi dan lebih khusus lagi energi baru terbarukan," jelasnya di kantor Kementerian ESDM, Senin (21/4).
Bahlil mengatakan, berdasarkan arahan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia berkomitmen mengimplementasi Perjanjian Paris dan mengembangkan EBT, salah satu langkahnya adalah pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon-1.
"Terkait dengan konsistensi dalam mewujudkan dan mengimplementasikan energi baru terbarukan, Pak Presiden Prabowo menyampaikan kepada kami sebagai Menteri ESDM bahwa apa yang sudah direncanakan dijalankan," katanya.
ADVERTISEMENT
Lebih rinci, Bahlil menjelaskan perpanjangan MoU dengan Denmark ini meliputi sektor EBT dan konservasi energi, mengingat pengalaman dan kompetensi negara tersebut yang mumpuni, salah satunya di sektor energi angin.
"Kita tahu Denmark salah satu negara yang mempunyai pengalaman panjang dalam pembangunan energi baru terbarukan, khususnya bidang angin, mereka punya teknologi, punya pengalaman panjang dan sekarang mereka mempunyai satu teknologi untuk menurunkan efisiensi terhadap pemakaian energi," tutur Bahlil.
Penandatanganan Nota Kesepahaman Pemerintah Indonesia dan Denmark di sektor energi baru terbarukan (EBT) dan konservasi energi, Senin (21/4/2025). Foto: Fariza/kumparan
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Denmark Lars Løkke Rasmussen mengatakan kerja sama yang erat antara Denmark dan Indonesia merupakan sesuatu yang telah dibangun bertahun-tahun yang lalu.
"Hari ini kita dapat merayakan 10 tahun kerja sama yang erat di sektor energi, dan hal ini sebenarnya membuka jalan bagi kemitraan strategis komprehensif yang ditandatangani antara saya dan Presiden Indonesia pada tahun 2017, saat saya menjabat sebagai Perdana Menteri Denmark," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Rasmussen menuturkan, dengan ditandatanganinya Nota Kesepahaman tersebut, pemerintah Denmark memastikan untuk memperbanyak komitmen di sektor energi di masa mendatang.
"Besok saya akan menandatangani rencana aksi baru, yang akan menetapkan target dan membuka jalan bagi kerja sama 5 tahun ke depan," ungkapnya.
Selain itu, Denmark juga akan menegaskan kembali kemitraan berkelanjutan dengan Indonesia untuk mencapai tujuan bersama kami dalam transisi hijau, termasuk dengan adanya perjanjian pendanaan Just Energy Transition Partnership (JETP).
"Kami juga akan terus bekerja dengan mitra internasional yang berpikiran sama dalam JETP, untuk memobilisasi dana yang diperlukan guna mencapai tujuan bersama kami dalam transisi hijau," tutur Rasmussen.