RI Deflasi 4 Bulan Berturut-turut, BPS Duga Masyarakat Tahan Belanja

2 September 2024 13:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ketagihan belanja. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ketagihan belanja. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami deflasi beruntun sejak Mei 2024 hingga Agustus 2024. Terjadi deflasi sebesar 0,03 persen pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menduga deflasi terjadi karena masyarakat menahan belanja.
“Diduga rumah tangga menahan konsumsi non-makanan. Sehingga seharusnya terlihat pada turunnya permintaan atau demand dari konsumsi non-makanan,” kata Pudji dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (2/9).
Pudji menjelaskan, fenomena deflasi empat bulan berturut-turut lebih disebabkan dari sisi supply atau penawaran. Dia menyebut, sejumlah komoditas pangan di Indonesia memasuki panen raya. Hal itu membuat harga barang turun akibat kelebihan supply.
Pudji menyebut fenomena deflasi beruntun bukanlah hal baru. Dia menyinggung kejadian krisis moneter atau finansial hingga krisis pandemi COVID-19 yang menyebabkan deflasi beruntun.
“Fenomena deflasi di Indonesia bukanlah fenomena baru. Jadi pada tahun 1999 setelah krisis finansial Asia, Indonesia mengalami deflasi 7 bulan berturut-turut yaitu Maret 1999 sampai September 1999 sebagai akibat depresiasi nilai tukar dan penurunan sejumlah harga barang,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Periode deflasi lainnya terjadi pada Desember 2008 dan Januari 2009 selama krisis finansial global. Dalam periode ini, deflasi terjadi karena penurunan harga minyak dunia hingga pelemahan permintaan domestik.
Deflasi beruntun juga terjadi pada tahun 2020, ketika pandemi COVID-19 menghantam RI. Kala itu, terjadi deflasi selama tiga bulan beruntun mulai Juli 2020 hingga September 2020.
“Pada tahun 2020 juga terjadi deflasi tiga bulan berturut-turut dari Juli sampai September. Empat kelompok pengeluaran mengalami deflasi yaitu kelompok makanan minuman dan tembakau, kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok transportasi serta kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan,” kata Pudji.
“Dengan empat kelompok ini mengindikasikan bahwa penurunan daya beli 2020 pada periode awal pandemi COVID-19 kemarin,” tegasnya.
ADVERTISEMENT