RI Habiskan Devisa Hampir Rp 2 T Setiap Hari untuk Impor Energi, BBM Terbanyak

16 Januari 2025 12:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Antrian kendaraan roda dua dan empat di Jalan Jalan Ahmad Yani untuk mengisi BBM di SPBU HBM, Sorong, Sabtu (6/11) sore menjelang malam. Foto: Ernes Broning Kakisina/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Antrian kendaraan roda dua dan empat di Jalan Jalan Ahmad Yani untuk mengisi BBM di SPBU HBM, Sorong, Sabtu (6/11) sore menjelang malam. Foto: Ernes Broning Kakisina/Antara
ADVERTISEMENT
PT PLN (Persero) memperkirakan Indonesia menghabiskan hampir Rp 2 triliun devisa setiap harinya untuk mengimpor kebutuhan energi, termasuk bahan bakar minyak (BBM).
ADVERTISEMENT
EVP Aneka Energi Terbarukan PLN, Zainal Arifin, mengatakan besarnya impor BBM salah satu tantangan untuk mewujudkan cita-cita swasembada energi.
“Sejalan dengan program Pak Presiden soal swasembada energi, kita masih merah di impor, impor BBM. Kita tuh ngabisin devisa hampir Rp 2 triliun tiap hari, untuk energi. Itu juga jadi concern kami (untuk swasembada energi),” kata Zainal dalam gelaran Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times di Jakarta, Kamis (16/1).
Zainal menjelaskan, angka devisa Rp 2 triliun tersebut didapat dari perhitungan impor energi dalam satu tahun yang didominasi oleh importasi BBM.
Indonesia merogoh kocek USD 40,4 miliar atau setara dengan Rp 662,73 triliun (dengan kurs Rp 16.404 per dolar AS) untuk impor BBM sepanjang 2024. Kemudian impor LPG sebesar Rp 58 triliun.
ADVERTISEMENT
“Impor kita BBM kalau nggak salah tahun lalu itu USD 40,4 billion loh. Jadi sekitar Rp 600 triliun. Kemudian LPG-nya Rp 58 triliun,” jelasnya.
Zainal mengatakan, pemerintah saat ini tengah berupaya mengurangi ketergantungan impor BBM, salah satunya dengan elektrifikasi sektor transportasi.
Importasi BBM banyak digunakan untuk sektor transportasi. Dia juga berharap semakin banyaknya pengguna kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
“Karena impor BBM yang besar itu salah satunya banyak dipakai di konsumsi transportasi. Ini alhamdulillah EV sudah mulai emerging ya, mulai banyak,” imbuh Zainal.
Dia berharap, dengan banyaknya penggunaan EV, ke depannya impor BBM untuk keperluan transportasi bisa dikurangi. Dengan demikian, Indonesia bisa mengejar cita-cita swasembada energi dan target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
ADVERTISEMENT