RI Harus Bisa Tangkap Peluang Ekspor dan Relokasi Pabrik Imbas Tarif Trump

19 Februari 2025 13:58 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua buah kapal melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Dua buah kapal melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro, menilai kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) terhadap China, Meksiko, dan Kanada dapat memberikan peluang bagi Indonesia dari sisi ekspor.
ADVERTISEMENT
"Kita bisa berpotensi ekspor lebih banyak terutama produk-produk yang terkena dapat dari impor tarif yang tinggi terhadap China, Kanada, maupun Meksiko," katanya dalam acara The Economics Insight di Hotel Westin Jakarta, Rabu (19/2).
Tak hanya itu, Indonesia juga dapat meraih keuntungan dari kebijakan tarif impor AS karena membuat banyak pabrik melakukan relokasi dari China, Meksiko, dan Kanada. Kondisi ini sekaligus menjadi peluang untuk industri manufaktur di Indonesia agar bisa bergeliat kembali.
"Menurut saya lebih strategis, tapi mungkin jangkanya mid and long term relokasi relokasi pabrik-pabrik yang menghasilkan produk-produk manufaktur dari China ke Indonesia karena kan China ini sudah dianggap ini rival, ini dalam tanda petik musuhnya Amerika jadi dia kemungkinan tidak akan merelaksasi yang namanya proteksi terhadap China," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Bambang mengatakan, agar para pengusaha dari tiga negara tersebut dapat bertahan, mereka harus melakukan pergerakan relokasi investasi ke negara yang masih punya hubungan baik dengan Amerika dan tidak dikenakan import tarif yang terlalu tinggi.
Penasihat Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangaunan Nasional Bambang Brodjonegoro menjadi pembicara kumparan The Economic Insights 2025 di The Westin, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Nah, Indonesia itu harus bisa menangkap peluang tersebut jadi memang dari sisi geopolitik pun kita harus cantik bermain jadi jangan sampai kita juga diposisikan," ungkapnya.
Bambang menekankan, Indonesia harus mampu menjaga keseimbangan dan melihat peluang atau manfaat dari kebijakan tarif impor AS seperti ekspor dan Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Apalagi di China sekarang juga mereka mulai mengalami kesulitan, tadi sudah disampaikan oleh Pak Luhut kalau gak salah, soal labor intensive manufacturing, yang di mana penduduk China itu ternyata aging prosesnya lebih cepat daripada Jepang maupun Korea gara-gara one-childpolicy. Nah itulah barangkali faktor lain yang bisa kita manfaatkan supaya ketika ada relokasi dari China kita bisa mendapatkan manfaat yang terbesar dibanding negara lain," kata Bambang.
ADVERTISEMENT