RI Impor Vaksin Corona Rp 2,14 Triliun per Juli 2021, Terbanyak dari China

18 Agustus 2021 14:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas cargo menurunkan envirotainer berisi vaksin jadi COVID-19 Sinovac dari pesawat setibanya di Terminal Cargo Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (13/8/2021). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas cargo menurunkan envirotainer berisi vaksin jadi COVID-19 Sinovac dari pesawat setibanya di Terminal Cargo Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (13/8/2021). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor nonmigas untuk sejumlah golongan barang mengalami kenaikan di Juli 2021. Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan nilai impor terbesar terjadi pada produk farmasi yang mencapai USD 185 juta. Dari nilai tersebut sebanyak USD 150 juta atau setara Rp 2,145 triliun (USD 1 = Rp 14.300) adalah nilai untuk impor vaksin.
ADVERTISEMENT
“Jadi dari USD 185,9 juta kelompok farmasi ini USD 150 juta-nya adalah impor vaksin selama Juli 2021. Kalau dilihat dari negaranya impor produk farmasi berasal dari Tiongkok, Jepang dan Spanyol. Kalau lihat share-nya terbesar dari Tiongkok,” ujar Margo dalam konferensi pers, Rabu (18/8).
Adapun data impor vaksin yang dicatat BPS merupakan impor vaksin untuk manusia secara keseluruhan, sehingga tidak terbatas pada vaksin COVID-19 saja. Per 19 Juli 2021 Indonesia tercatat telah mengimpor vaksin COVID-19 sebanyak 143,66 juta dosis. Terbanyak adalah vaksin Sinovac dari China dalam bentuk bahan baku (bulk).
Berdasarkan data Bea Cukai, jumlah vaksin yang diimpor sampai 19 Juli adalah Sinovac ampul jadi sebanyak 3.001.420 dosis, Sinovac bulk untuk Biofarma 115.503.200 dosis, Sinopharm ampul jadi 6.253.900 dosis, AstraZeneca ampul jadi 14.907.440 dosis, dan Moderna 4.000.080 dosis. Sehingga total vaksin yang diimpor mencapai 143.666.040 dosis.
ADVERTISEMENT
Selain produk farmasi, BPS juga mencatat impor nonmigas lain seperti biji terak dan abu logam, ampas sisa industri makanan, kendaraan bermotor dalam keadaan terbongkar tidak lengkap dan garam, belerang, batu dan semen.
Seperti diketahui, nilai impor pada Juli 2021 tercatat sebesar USD 15,11 miliar. Angka ini turun 12,22 persen dibanding nilai impor pada Juni 2021. Sedangkan secara tahunan, nilai impor tersebut mengalami peningkatan 44,44 persen.
Jika dilihat berdasarkan kategori penggunaan barang, impor barang konsumsi yang turun 1,22 persen mtm, impor bahan baku/penolong turun 12,37 persen dan barang modal turun 18,58 persen secara bulanan. Namun secara tahunan, impor barang konsumsi masih tumbuh 45,97 persen, impor bahan baku penolong naik 54,61 persen dan impor barang modal naik 5,38 persen.
ADVERTISEMENT