RI Kalah dari Brasil di WTO, Apa Respons Pemerintah?

25 Juli 2019 12:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bendera Indonesia dan Brazil. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bendera Indonesia dan Brazil. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian (Kementan) meminta agar para peternak ayam tak perlu panik soal kemenangan gugatan Brasil atas Indonesia di Badan Perdagangan Dunia atau WTO. Kementan justru meminta peternak untuk meningkatkan kualitas produksi.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita, mengatakan bahwa dalam keputusan WTO tersebut Indonesia mau tidak mau harus mencabut empat gugatan yang diajukan Brasil terkait impor ayam ras dan turunannya. Adapun empat pelanggaran tersebut mencakup pelanggaran aturan mengenai kesehatan, pelaporan realisasi mingguan importir, larangan perubahan jumlah produk, serta penundaan penerbitan sertifikat kesehatan.
"Kita sedang memperbaiki aturan-aturan kita terkait yang dipermasalahkan itu. Jangan panik. Atase pertanian Brasil pada Senin kemarin rencana bertemu dengan kita, tapi sesuai suratnya mereka menunda pertemuan karena sakit," katanya saat dihubungi kumparan, Kamis (25/7).
Pedagang daging ayam di Pasar Pulo Menteng. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Ketut melanjutkan, saat semua syarat impor ayam ras telah dipenuhi oleh Brasil ataupun negara lainnya, pihaknya pun tidak bisa mengelak. Karenanya, selain menjaga kualitas, kemitraan antara industri dan peternak mandiri menurutnya perlu didorong. Lewat kemitraan, akan terjadi perpindahan pengetahuan soal teknologi dan perlindungan bisa diperoleh peternak mandiri.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, diharapkan produksi ayam ras dalam negeri mampu bersaing dengan produk dari negara lain nantinya.
"Saya selalu tekankan agar peternak harus ada kemitraan. Tugas kita adalah mengawasi jalannya kemitraan tersebut agar saling menguntungkan," tutupnya.
Sebelumnya, peternak ayam merasa khawatir dengan keputusan WTO yang mengabulkan permintaan Brasil. Kekhawatiran peternak adalah ayam impor asal Brasil akan semakin deras masuk ke Indonesia. Padahal produksi ayam lokal surplus. Peternak sudah membayangkan akibat banyaknya ayam yang beredar di pasaran akan membuat harga anjlok dan mereka pun merugi.