RI Larang Ekspor Bauksit, Bagaimana Efeknya ke Emiten Pertambangan dan IHSG?

21 Desember 2022 20:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia (BEI) merespons tentang dampak larangan ekspor bijih bauksit pada Juni 2023 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
ADVERTISEMENT
Kepala Divisi Riset BEI, Verdi Ikhwan, mengatakan larangan ekspor tersebut tidak berdampak besar terhadap IHSG. Pasalnya, kinerja emiten yang menopang pertumbuhan IHSG berasal dari sektor keuangan.
"Bobotnya itu kalau tidak salah, bisa lebih dari 25 persen. Bobot yang paling tinggi itu di sektor keuangan sebetulnya," kata Verdi dalam Edukasi Wartawan terkait Market Outlook 2023 virtual, Rabu (21/12).
Pada Jumat (16/12) lalu, BEI mencatat IHSG tumbuh 3,51 persen di level 6.812,193 dari posisi 6.581,5 di tahun 2021. Pendapatan dari emiten sektor keuangan mencapai Rp 581,5 triliun atau tumbuh 9,69 persen yoy per September 2022.
Kepala Divisi Riset Bursa Efek Indonesia (BEI), Verdi Ikhwan dalam Edukasi Wartawan terkait Market Outlook 2023, Rabu (21/12/2022). Foto: Dok. Istimewa
Sektor keuangan juga mendominasi dari sisi laba, yakni menyentuh Rp 163,28 triliun atau tumbuh 43,14 persen yoy. Sebagian sektor emiten menunjukkan pertumbuhan positif dibanding pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Market cap kita hampir Rp 10 ribu triliun, dan kita harap di tahun depan bisa melewati angka Rp 10 ribu triliun. Biasanya IHSG tidak jauh beda," lanjutnya.
Menurut Verdi, kenaikan IHSG dipicu oleh kenaikan harga atau peningkatan emiten baru yang melantai di bursa. Selain itu, pergerakan IHSG naik turun berasal dari segi keuangan dan kinerja emiten.
Ilustrasi IHSG. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Verdi enggan menyebutkan target IHSG di tahun 2023, karena ranah tersebut bukan merupakan kapasitas BEI. BEI hanya menjalankan tugas sebagai regulator.
Verdi menekankan kondisi bursa Indonesia lebih baik ketimbang negara lain seperti bursa Singapura, Malaysia, dan Vietnam. "Tahun depan (2024 kita juga) akan menghadapi masalah pemilu. Dari berbagai pemilu yang kita lakukan, memang terjadi indeks (IHSG) mungkin tidak growth cukup kencang selama pemilu, tetapi relatif tumbuh. Begitu juga aktivitas transaksi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
BEI terus mengembangkan inisiatif baru untuk mendukung perkembangan pasar. Verdi mengamati kondisi makro ekonomi relatif bagus dan terjaga dibandingkan dengan negara lain.