RI Masuk BRICS, Luhut Buka Peluang Bisa Impor Minyak Mentah dari Rusia

9 Januari 2025 16:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menyampaikan sambutan dalam pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Mohammad Ayudha/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menyampaikan sambutan dalam pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Mohammad Ayudha/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan membuka peluang Indonesia bisa mengimpor minyak mentah dari Rusia, setelah bergabung menjadi anggota penuh forum ekonomi BRICS.
ADVERTISEMENT
BRICS merupakan kumpulan negara yang mulanya hanya beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (South Africa). Kemudian berkembang luas, dengan masuknya Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Terakhir Indonesia disetujui masuk.
Luhut menilai banyak sisi positif yang bisa diterima Indonesia dengan bergabung di BRICS. Saat ditanya terkait peluang impor komoditas energi dari Rusia, ia juga mengamini hal tersebut.
"Ke mana saja (impor minyak mentah) kalau kita menguntungkan Republik dan sepanjang itu tadi menguntungkan Republik dan itu bisa kita bicarakan kepada beberapa negara yang lain kenapa tidak," kata Luhut saat konferensi pers di Kantor DEN, Kamis (9/1).
Impor minyak mentah dari Rusia dipertimbangkan karena cenderung lebih murah dibanding negara lain. Menurut Luhut, hal itu bisa menguntungkan selama Indonesia berhati-hati dengan konflik geopolitik yang tengah bergejolak antara Rusia dan Ukraina.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita dapat lebih murah USD 20, USD 22, kenapa tidak, tapi tentu hati-hati melihat ini dengan bagus," ujar Luhut.
Luhut juga menegaskan Indonesia merupakan negara besar yang berdaulat dan independen. Sehingga tidak harus berpihak kepada satu negara atau kubu tertentu, dalam hal ini antara China dan Amerika Serikat (AS).
"Mengenai BRICS, kita negara berdaulat besar, negara ini kalau Anda pernah baca saya nulis di South China Sea, saya katakan Indonesia terlalu besar untuk berpihak ke satu negara, ya maksud saya waktu itu China dan AS, kita enggak perlu," ungkap Luhut.
Berdasarkan catatan kumparan, Indonesia lebih banyak mengimpor BBM daripada minyak mentah. Impor minyak mentah kurang lebih 240 ribu barel per hari, sementara impor BBM sekitar 600 ribu barel per hari berasal dari kilang Singapura, Malaysia, dan India.
ADVERTISEMENT
Beberapa negara pemasok minyak mentah dan produk BBM untuk Indonesia, khususnya kepada PT Pertamina (Persero), yakni Saudi Arabia dan Nigeria.