RI Mau Saingi India di Industri Semikonduktor, Kemenko Perekonomian Gandeng ERIA

30 Juli 2024 17:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (22/7/2024).  Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (22/7/2024). Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
ADVERTISEMENT
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bekerja sama dengan lembaga think tank Economic Research Institute for ASEAN dan East Asia (ERIA) untuk mengembangkan industri semikonduktor di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Airlangga mengatakan, ada beberapa lingkup kerja sama antara Kemenko Bidang Perekonomian dan ERIA. Pertama, kajian aksesi Indonesia dalam keanggotaan OECD dan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), serta pembentukan ASEAN Zero Emission Center.
Kemudian, Future Ready ASEAN atau kajian rantai pasok baik itu semi-conductor, pengembangan ekonomi digital, dan juga studi mengenai industri otomotif next generation di ASEAN, untuk pasokan global termasuk pengembangan industri berbasis baterai.
"Bentuk kerja sama adalah dalam bentuk in-depth study dan publikasi bersama, kemudian studi kebijakan dan peningkatan kapasitas SDM, dan rencana kerja sama dalam 2 tahun dan dapat diperpanjang," jelasnya saat penandatanganan kerja sama Kemenko Bidang Perekonomian dan ERIA, Selasa (30/7).
Airlangga menuturkan, diperkirakan pangsa pasar semikonduktor di ASEAN bisa mencapai USD 3 miliar di tahun 2029. Untuk memanfaatkan potensi tersebut, kata dia, Indonesia harus bersaing dengan India.
ADVERTISEMENT
"India mempersiapkan untuk sebesar USD 15 miliar. Jadi kita bersaing dengan India," ungkap dia.
Selain itu, kerja sama dengan ERIA juga untuk mempersiapkan digital innovation dan sustainable economy center dalam bentuk riset transformasi digital dan ekosistem startup di kawasan ASEAN.
Sementara terkait dengan OECD dan CPTPP, Airlangga mengatakan ERIA akan melakukan kajian manfaat, simulasi skenario dan pembentukan Project Management Office (PMO) untuk OECD.
Adapun Kemenko Perekonomian sudah menandatangani dokumen terkait dengan pembentukan PMO CPTPP, kegiatan dari ASEAN Zero Emission Center ada 3 pilar dekarbonisasi roadmap, kemudian power, mobility, dan industri, serta market enablers.
Kemudian, lanjut Airlangga, dalam kerja sama dengan ERIA ini juga akan didorong untuk pengembangan dan perluasan pasar ekspor termasuk ini dari bagian untuk CPTPP.
ADVERTISEMENT
"Dengan masuk CPTPP kita akan membuka pasar Amerika Latin dan sekarang juga dengan keanggotaan Inggris yang baru tahun 2024 ini menjadi anggota CPTPP pertama di luar sebelas negara ini juga akan membuka pasar untuk anggota CPTPP yang lain," pungkas dia.
Penandatangan kerja sama Kemenko Bidang Perekonomian dan ERIA hari ini dilakukan oleh COO ERIA Toru Furuichi dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral Ferry Ardiyanto, disaksikan oleh Airlangga dan Presiden ERIA Tetsuya Watanabe.