RI Mulai Lirik Harta Karun Logam Tanah Jarang

10 September 2021 20:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pertambangan Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pertambangan Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Pemerintah tengah mendorong hilirisasi sumber daya alam, harta karun yang tersimpan di Tanah Air. Setelah nikel yang bakal diolah menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik, kini direncanakan hilirisasi logam tanah jarang (rare earth element).
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan, logam tanah jarang bisa menjadi bahan baku untuk teknologi industri kesehatan hingga alat pertahanan. Sayangnya, di Indonesia belum ada aturan mengenai jenis mineral ini.
"Namun pemerintah sudah bentuk tim pengembangan industri berbasis logam tanah jarang dan penyusunan Inpres (Instruksi Presiden) percepatan hilirisasi logam tanah jarang," kata Ridwan dalam Webinar Minerba Series bertajuk Mineral for Energy, Jumat (10/9).
Ridwan mengatakan, saat ini logam tanah jarang menjadi pembicaraan hangat di dunia karena pemanfaatannya beragam. China menjadi negara yang paling banyak memiliki logam tanah jarang, yakni mencapai 84 persen dari produksi dunia.
Ridwan Djamaluddin Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sumber logam tanah jarang yang dimiliki China berasal dari negaranya langsung dan juga ekspansi ke negara-negara lain. Selain China, Australia menjadi produsen logam tanah jarang kedua sebesar 11 persen dari produksi dunia.
ADVERTISEMENT
Lalu ada Rusia 2 persen, India dan Brasil masing-masing 1 persen. Sisanya adalah negara-negara lain yang sumber logam tanah jarangnya sedikit, termasuk Indonesia. Menurut penelitian, ada 28 lokasi logam tanah jarang di Indonesia yang berpotensi untuk dieksplorasi.
"Artinya kita bagian dari negara lain yang jumlahnya sedikit, namun sedikit-sedikitnya ini bisa kita kelola bagi sumber energi masa depan," ujar Ridwan.