RI Pangkas Daftar Investasi Negatif, Buka Peluang Besar untuk Investor Asing

9 Desember 2024 11:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani bersiap mengikuti rapat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/11/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani bersiap mengikuti rapat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/11/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia terus menunjukkan komitmen untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif dengan mereformasi kebijakan investasi. Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani, mengungkapkan Indonesia telah melakukan perubahan signifikan pada daftar investasi negatif untuk menarik lebih banyak investor asing.
ADVERTISEMENT
"Kami telah merevisi daftar negatif investasi (DNI) kami sejak akhir 2021-2022. Dari lebih dari 100 industri yang sebelumnya tertutup bagi investasi asing, kini hanya tinggal 6 industri yang tertutup. Bersamaan dengan itu, kami menyederhanakan banyak kebijakan, regulasi, dan sebagainya," kata Rosan dalam acara Indonesia Euro Investment Summit 2024, Senin (9/12).
Rosan mengungkapkan, pemangkasan daftar investasi negatif menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam membuka perekonomian Indonesia kepada dunia internasional. Reformasi ini, menurutnya, juga merupakan bagian dari strategi besar untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
"Investasi akan memainkan peran yang sangat penting dalam mencapai target 8 persen pertumbuhan ekonomi ini, selain konsumsi domestik," ungkapnya.
Indonesia Europe Investment Summit 2024 di Kantor BKPM, Senin (9/12/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Dalam paparannya, Rosan menyebut investasi memegang peran penting dalam struktur ekonomi Indonesia. Saat ini, investasi berkontribusi sekitar 24 persen hingga 25 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, setelah konsumsi domestik yang mencapai 53 persen hingga 54 persen.
ADVERTISEMENT
"Investasi yang harus dicapai di tahun 2024 sekitar 100 miliar USD, dan angkanya terus meningkat hingga 2030. Ini mencakup target penciptaan lapangan kerja selama lima tahun ke depan," jelas Rosan.
Selain itu, Rosan menekankan hilirisasi menjadi bagian penting dari strategi investasi Indonesia. Hilirisasi tidak hanya menciptakan nilai tambah, tetapi juga membuka peluang industrialisasi yang lebih luas.
"Kami terbuka untuk diskusi lebih lanjut mengenai hal ini. Pemetaan tidak hanya mencakup komoditas, tetapi juga provinsi dan kota dengan potensi besar. Kami juga mengidentifikasi negara dan perusahaan yang memiliki teknologi untuk mendukung hilirisasi ini,” pungkasnya.