RI Segera Punya Bank Emas, OJK Pastikan Aturannya Terbit Tahun Ini

9 Juni 2024 21:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi emas batangan. Foto: Aditia Noviansyah
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi emas batangan. Foto: Aditia Noviansyah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia segera memiliki bank emas atau bullion bank. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan aturan turunan dari Undang-undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) tersebut terbit di tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Kami kebagian 10 POJK (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan) lagi yang harus terbit tahun ini, termasuk antisipasi sektor jasa keuangan dan bullion," ujar Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro (PVML) OJK Ahmad Nasrullah dalam Focus Group Discussion dengan media di Batam, Sabtu (8/6).
Bullion bank atau bank emas secara spesifik adalah bank yang melakukan transaksi pembelian dan penjualan logam mulia, termasuk ekspor impor hingga proses penyimpanannya.
Layanan yang diberikan termasuk peminjaman, investasi, jual beli emas batangan fisik, penyimpanan emas batangan, penjualan sertifikat emas dan penyediaan layanan rekening logam mulia.
Nantinya, bank emas tersebut juga akan diawasi oleh OJK. "Pengawasannya nanti di bawah kami," jelas Nasrullah.
ADVERTISEMENT
Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro (PVML) OJK Ahmad Nasrullah dalam Focus Group Discussion dengan media di Batam, Sabtu (8/6).
Sebelumnya, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pembentukan bullion bank akan memberi keuntungan bagi pemerintah maupun masyarakat. Di antaranya penghematan devisa, industri bisa mendapat sumber pembiayaan proyek, bank bisa mendiversifikasi produk, dan masyarakat mendapatkan return simpanan.
Indonesia juga merupakan produsen emas terbesar ketujuh di dunia dengan produksi 130 ton per tahun. Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi karena adanya tambang terbesar di Grasberg, Papua, dengan cadangan emas mencapai 30,2 juta ounce.
Sementara konsumsi emas Indonesia cenderung masih rendah dengan rincian untuk retail investment 172.800 ounces dan perhiasan 137.600 ounces.
Airlangga menjelaskan, potensi tersebut juga dilatarbelakangi oleh Indonesia yang memiliki salah satu tambang emas terbesar di Tanah Air. Bahkan, kinerja ekspor emas dan granule tercatat mengalami peningkatan hingga USD 5.280 juta, sehingga termasuk sebagai salah satu pemain besar emas dunia.
ADVERTISEMENT
"Komoditas emas juga mencatat peningkatan, walaupun di lain pihak emas juga impornya salah satu yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang perlu didalami terkait ekspor impor emas ini," kata Airlangga saat Raker Kemendag secara virtual, Kamis (4/4/2021).