Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
RI Sering Disalip Vietnam, Mulai dari Pertumbuhan Ekonomi hingga Pasar Durian
15 Januari 2025 11:16 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Dibandingkan dengan Vietnam , ternyata Indonesia harus menggigit jari menelan kekalahan, mulai dari pertumbuhan ekonomi, kebijakan efisiensi anggaran , pengenaan pajak , investasi , hingga pasar durian global. Padahal, Vietnam adalah negara yang kerap bersaing dengan Indonesia di sektor manufaktur, khususnya tekstil dan alas kaki.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan Ekonomi Vietnam Lebih Moncer
Dari sisi pertumbuhan ekonomi, Indonesia terkalahkan oleh Vietnam. Mengutip Reuters, berdasarkan data Kantor Pusat Statistik Vietnam (GSO), Produk Domestik Bruto (PDB) Vietnam tumbuh 7,4 persen yoy pada kuartal III 2024.
Sementara, berdasarkan Badan Pusat Statistik ( BPS ), pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2024 mencapai 4,95 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Vietnam Mau Pangkas Kementerian, RI Malah Nambah
Dari sisi efisiensi anggaran misalnya, mengutip Bloomberg, Vietnam berencana menggabungkan kementerian dan memangkas jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN ). Hal ini dilakukan dalam upaya mengalihkan dana dari birokrasi ke proyek-proyek pembangunan.
Berdasarkan rencana tersebut, Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan dan Investasi akan digabung menjadi satu, lalu Kementerian Perhubungan dengan Kementerian Konstruksi. Kemudian Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Dalam Negeri, juga Kementerian Pertanian dan Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
Sementara di Indonesia, setelah Presiden Prabowo Subianto dilantik terjadi penggemukan nomenklatur, yaitu penambahan Kementerian Koordinator (Kemenko) menjadi tujuh dari semula empat Kemenko dan jumlah kementerian teknis menjadi 41 dari semula 30.
ADVERTISEMENT
Kemenko di era Prabowo meliputi Kemenko Bidang Politik dan Keamanan, Kemenko Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Kemenko Bidang Perekonomian, Kemenko Bidang Manusia dan Kebudayaan, Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Kemenko Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Kemenko Bidang Pangan.
Vietnam Pangkas PPN
Majelis Nasional Vietnam telah menyetujui Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai baru dan berlaku mulai 1 Juli 2025.
Mengutip laman firma hukum dan pajak berbahasa Inggris, DFDL Vietnam juga telah mengesahkan resolusi untuk memperpanjang penurunan tarif PPN sebesar 8 persen untuk paruh pertama tahun 2025, yang mencakup periode 1 Januari hingga 30 Juni 2025.
Hal ini sempat menjadi perbincangan di Indonesia, salah satunya disoroti oleh Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza. Dia melihat hal ini sebagai insentif tambahan yang dilakukan Vietnam untuk menggaet investor.
ADVERTISEMENT
“Saya dengar Vietnam akan turunkan 8 persen pasti karena ada upaya agresif yang ingin ditangkap, Kemenperin lagi diskusi dan mengajak kementerian lembaga lain untuk menangkap peluang-peluang ini,” kata Faisol di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Selasa (10/12).
ICOR Vietnam Lebih Baik Ketimbang Indonesia
Dari sisi Incremental Capital Output Ratio (ICOR), Vietnam juga mencatatkan raihan lebih baik daripada Indonesia, yaitu pada angka 4,6. Sementara Indonesia masih jauh dari rata-rata ICOR negara ASEAN yang mencapai level 4-5, yaitu 6,33 pada 2023.
ICOR merupakan parameter ekonomi makro yang menggambarkan rasio investasi kapital atau modal terhadap hasil yang diperoleh (output), dengan menggunakan investasi tersebut.
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kemudian menargetkan ICOR Indonesia turun menjadi 4 pada 2028.
ADVERTISEMENT
Apple Lebih Memilih Investasi di Vietnam
Dalam catatan kumparan, Apple menggelontorkan investasi ke Vietnam Rp 244 triliun dengan market share 1,5 juta unit.
Sementara di Indonesia dengan market share 2,5 juta unit, Apple belum menggelontorkan investasi dengan nilai serupa.
Sebelumnya di Indonesia, Apple berkomitmen untuk berinvestasi sebesar Rp 1,71 triliun melalui proposal investasi 2020-2023. Namun hingga kini proposal investasi tersebut masih belum direalisasikan sepenuhnya, ada utang komitmen sebesar Rp 240 miliar yang belum direalisasikan.
Hal ini membuat produk teranyar Apple, iPhone 16 terjegal tak bisa dijual di Indonesia. Apple kemudian berniat berinvestasi sebesar Rp 1,58 triliun, namun ditolak oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin), salah satu alasannya adalah perbedaan jumlah investasi yang dikeluarkan Apple di Indonesia dan Vietnam. Terbaru, Apple berkomitmen berinvestasi sebesar Rp 15,9 triliun untuk pembuatan produk AirTag di Batam.
ADVERTISEMENT
Vietnam Jadi Raja Durian
Vietnam berhasil mengalahkan Indonesia soal nilai ekspor buah durian . Vietnam menjadi raksasa baru pasar durian global dengan nilai USD 3,3 miliar atau setara Rp 53,6 triliun (kurs Rp 16.260 per dolar AS) pada tahun 2024.
Sementara itu, Indonesia sedang berjuang untuk bersaing. Berdasarkan data BPS, ekspor durian Indonesia hanya mencapai USD 1,07 juta atau sekitar Rp 17,3 miliar pada tahun 2023, jauh di bawah kinerja Vietnam.