RI-Swiss Teken Kerja Sama Vokasi, Menperin Harap SDM Industri Meningkat

15 Oktober 2024 13:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dalam The 28th Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Ministerial Meeting di Phuket, Thailand, Sabtu (17/9/2022). Foto: Dok. Kemenperin
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dalam The 28th Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Ministerial Meeting di Phuket, Thailand, Sabtu (17/9/2022). Foto: Dok. Kemenperin
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita berharap daya saing industri di Indonesia terus meningkat. Salah satunya dengan meningkat sumber daya manusia (SDM) melalui program vokasi.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan, Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Swiss untuk pelatihan vokasi. Agus mengatakan, melalui program-program pengembangan keterampilan yang berbasis vokasi, Pemerintah Indonesia dan Swiss bekerja sama untuk mencetak tenaga kerja industri yang siap kerja dan kompetitif.
“Tentunya kita membutuhkan SDM industri yang unggul, kompeten, dan yang bisa menjawab seluruh masalah dan tantangan ke depan. Ini yang perlu disiapkan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas Tahun 2045,” ujar Agus dalam keterangannya, Selasa (15/10).
Swisscontact Indonesia dan Swiss Indonesia Chamber of Commerce (SwissCham) dalam kegiatan Industrial Educational Training and Expo (IDUTEX) 2024 memberikan dukungan kepada Indonesia dalam pengembangan SDM industri, salah satunya melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan vokasi.
“Kami mengapresiasi dukungan dan kerja sama dengan Pemerintah Swiss, semoga program ini dapat terus terlaksana dengan baik,” ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan.
ADVERTISEMENT
Masrokhan menjelaskan, politeknik di lingkungan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menerapkan konsep pendidikan dan pelatihan vokasi sistem ganda. Hal ini merupakan kolaborasi antara BPSDMI dengan Pemerintah Swiss.
“Dengan sistem tersebut, mahasiswa dapat mengikuti pemagangan terstruktur di perusahaan sebagai bagian dari pendidikan mereka, dengan dukungan dari pelatih tempat kerja yang tersertifikasi berdasarkan sistem Ausbilder-Eignungsverordnung yang digunakan di Swiss,” papar Masrokhan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam kegiatan Industrial Educational Training and Expo (IDUTEX) 2024. Foto: Kemenperin
Pemerintah Swiss telah mendukung Indonesia dalam pengembangan keterampilan SDM dimulai sejak tahun 1970. Ini ditandai dengan berdirinya politeknik pertama di Indonesia, yakni Politeknik Mekanik Swiss, atau yang kini dikenal sebagai Politeknik Manufaktur Bandung.
Saat ini, kerja sama kedua pihak direalisasikan melalui program Swiss Skills for Competitiveness (SS4C), yang diimplementasikan oleh Swisscontact Indonesia dengan dukungan hibah dari Swiss State Secretariat for Economic Affairs (SECO).
ADVERTISEMENT
“Program pengembangan keterampilan di lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi berperan penting dalam menghadirkan tenaga kerja yang kompetitif dan sesuai kebutuhan industri masa kini,” tutur Deputy Program Manager SS4C, Kiky Hendarin, dalam Career Development Center IDUTEX 2024 di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (8/10).
Menurut dia, Pemerintah Swiss melalui Swisscontact telah membangun kemitraan yang berkelanjutan di Indonesia selama lebih dari 50 tahun. “Kami berkomitmen untuk terus mendukung langkah Pemerintah Indonesia untuk membangun sumber daya manusia agar lebih kompetitif demi meraih visi Indonesia Emas 2045," tutur Kiky.
Program SS4C, yang merupakan pengembangan program Skills for Competitiveness (S4C), telah diimplementasikan pada 2018-2023. “Ini wujud nyata kolaborasi dengan SwissCham Indonesia untuk menghubungkan politeknik di bawah naungan Kemenperin dengan perusahaan-perusahaan anggota SwissCham Indonesia,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, melalui kerja sama tersebut, politeknik dan perusahaan dapat mengembangkan kurikulum pemagangan terstruktur, yang memungkinkan mahasiswa untuk magang di bawah bimbingan pelatih tempat kerja (PTK). Perusahaan juga diuntungkan dengan adanya pegawai yang telah terlatih sebagai PTK, karena mereka dapat memberikan pelatihan tak hanya pada peserta magang tetapi juga sesama pegawai perusahaan secara internal.
“Kolaborasi yang terjalin dengan Kemenperin, membawa dampak positif terhadap politeknik-politeknik binaannya. SwissCham Indonesia terus berkomitmen untuk memperkuat dan mengembangkan kemitraan dan kolaborasi antara politeknik dengan industri,” ujar Sarah Suhartono, Executive Director SwissCham Indonesia.