RI Tambah Impor Kedelai dari AS, Airlangga Jamin Tak Ganggu Swasembada Pangan

18 April 2025 12:40 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers virtual perkembangan negosiasi dan diplomasi perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat, Jumat (18/4/2025). Foto: Dok. Tangkapan Layar Zoom
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers virtual perkembangan negosiasi dan diplomasi perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat, Jumat (18/4/2025). Foto: Dok. Tangkapan Layar Zoom
ADVERTISEMENT
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia akan meningkatkan nilai impor komoditas pangan dari Amerika Serikat (AS), seperti gandum dan kedelai, sebagai salah satu bahan negosiasi tarif impor.
ADVERTISEMENT
Indonesia akan dikenakan tarif impor sebesar 32 persen. Namun, penerapan tarif impor kepada 75 negara ditunda oleh Presiden AS Donald Trump selama 90 hari. Sebagai gantinya, Trump tetap menerapkan tarif impor sebesar 10 persen, termasuk ke Indonesia.
Airlangga mengatakan, pemerintah mengusulkan kepada pemerintah AS untuk meningkatkan impor produk agrikultur meliputi gandum, kedelai, dan susu kedelai.
"Khusus pangan, kita melakukan import seperti yang saat ini sekarang dilakukan dari Amerika Serikat, yaitu kita impor gandum. Kemudian yang kedua soyabean dan soyabean milk," katanya saat konferensi pers virtual, Jumat (18/4).
Kenaikan nilai impor pangan dari AS ini, kata dia, dipastikan tidak akan mengganggu upaya Indonesia mencapai swasembada pangan yang menjadi salah satu perhatian Presiden Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
"Kita tidak akan mengganggu program swasembada, sehingga swasembada pangan sama sekali tidak terganggu dengan apa yang direncanakan dibeli dari Amerika Serikat," tegas Airlangga.
Pekerja menyelesaikan pengolahan kedelai menjadi tahu di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Hal ini disebabkan Indonesia juga mengimpor gandum dan kedelai dari negara lain. Pemerintah nantinya hanya akan melakukan pengalihan dengan mengurangi porsi impor dari negara selain AS.
"Kita juga impor tidak hanya dari Amerika Serikat, tetapi juga dari Australia, dari Ukraina, dan beberapa negara lain. Sehingga kita hanya melakukan pengalihan daripada impor bahan baku untuk pangan tersebut," jelas Airlangga.
Adapun beberapa usul negosiasi yang disampaikan kepada AS yakni Indonesia akan meningkatkan pembelian energi dari AS seperti LPG, minyak mentah, dan bensin (gasoline). Indonesia juga berencana meningkatkan produk agrikultur meliputi gandum, kedelai, susu kedelai, serta meningkatkan pembelian barang-barang modal dari AS.
ADVERTISEMENT
Kemudian Indonesia juga memfasilitasi perusahaan-perusahaan AS yang selama ini beroperasi di Indonesia terkait dengan perizinan dan insentif yang dapat diberikan.
"Indonesia juga menawarkan kerja sama terkait dengan mineral strategis atau critical mineral, dan juga terkait dengan mempermudah, terkait dengan prosedur daripada impor untuk produk-produk, termasuk produk hortikultura dari Amerika," ujar Airlangga.
Selanjutnya, Indonesia mendorong agar investasi dilakukan secara business to business (B2B). Indonesia juga mendorong pentingnya penguatan kerja sama di sektor pengembangan sumber daya manusia, antara lain untuk sektor pendidikan, sains, teknologi, engineering, matematika, ekonomi digital.
"Indonesia juga mengangkat terkait dengan financial services yang lebih cenderung untuk menguntungkan negara Amerika Serikat," imbuh Airlangga.