RI Turunkan Lagi Target Energi Baru Terbarukan Jadi 17-19 Persen di 2025

17 Januari 2024 19:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Singapura bernama Sembcorp Tengeh Floating Solar Farm. Foto: Dok. Sembcorp Tengah Floating Solar Farm
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Singapura bernama Sembcorp Tengeh Floating Solar Farm. Foto: Dok. Sembcorp Tengah Floating Solar Farm
ADVERTISEMENT
Dewan Energi Nasional (DEN) akan menurunkan target bauran energi primer Indonesia dari Energi Baru Terbarukan (EBT) di tahun 2025 menjadi 17-19 persen, dari sebelumnya 23 persen.
ADVERTISEMENT
DEN sedang menyusun revisi PP (RPP) No 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN). Revisi ini menyesuaikan perubahan lingkungan strategis, selaras dengan komitmen transisi energi menuju net zero emission 2060.
Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan DEN, Yunus Saefulhak, mengatakan RPP KEN ini masih dalam tahap harmonisasi oleh Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham).
Yunus menuturkan, ada beberapa perubahan yang diusung dalam RPP KEN tersebut. Pertama, proyeksi permintaan dan penawaran energi hingga tahun 2060. Kemudian, perubahan target bauran EBT.
"Targetnya di 2023 dulu 23 persen. Dalam pembaharuan KEN yang masih dalam proses, kalau diteken Pak Presiden berubah menjadi 17-19 persen. Jadi bunyinya range bukan satu angka," ungkapnya saat konferensi pers, Rabu (17/1).
ADVERTISEMENT
Perubahan selanjutnya adalah asumsi pertumbuhan ekonomi dari 7-8 persen dalam PP KEN sebelumnya, menjadi 6-7 persen. Hal ini menyesuaikan dengan peta jalan Indonesia Emas tahun 2045.
Kemudian, perubahan klausul Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang tidak lagi menjadi opsi terakhir, namun menjadi penyeimbang untuk mengisi bauran energi menuju net zero emission.
Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto, menuturkan realisasi bauran EBT dalam energi primer nasional masih 13,09 persen di tahun 2023. Dia menargetkan RPP KEN rampung di tahun ini.
"Menteri ESDM selaku Ketua Harian DEN menargetkan Juni 2024 RPP KEN ini sudah selesai," ujarnya.
Warga melintas menggunakan kendaraan roda dua di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Jeneponto di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (23/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Djoko menyebutkan, target bauran EBT 17-19 persen adalah target yang paling pesimistis. Namun dia juga masih membuka peluang angkanya terus bertambah seiring dengan digencarkannya program EBT.
ADVERTISEMENT
"Kalau nanti semua program EBT itu berjalan, maka akan terus naik targetnya. Kalau misalnya (pembangkit) batu baranya disuntik mati, target yang disampaikan itu pasti otomatis meningkat," tutur Djoko.
Dalam RPP KEN tercantum skenario peta jalan transisi energi hingga 2060. Untuk tahun 2025, target bauran EBT 17-19 persen dengan tingkat emisi 914 - 984 juta ton. Pada tahun 2030, target bauran EBT 19-20 persen dengan tingkat emisi 1.074 - 1.223 juta ton.
Kemudian di tahun 2035, target bauran EBT 25-26 persen dengan tingkat emisi 1.150 – 1.316 juta ton. Target bauran EBT di tahun 2040 38-41 persen dengan tingkat emisi 975 - 1.085 juta ton.
Lalu target bauran EBT di tahun 2050 sebesar 52-54 persen dengan tingkat emisi 598 - 579 juta ton. Sementara di tahun 2060, target bauran EBT bisa mencapai 70-72 persen dengan tingkat emisi 129 juta ton.
ADVERTISEMENT