RI Utang Rp 8,34 T ke China Buat Bayar Pembengkakan Biaya Kereta Cepat

10 April 2023 15:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sambutan saat peresmian penyelesaian peletakan rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Stasiun Halim, Jakarta Timur, Jumat (31/3/2023). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sambutan saat peresmian penyelesaian peletakan rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Stasiun Halim, Jakarta Timur, Jumat (31/3/2023). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan nominal utang yang akan diajukan Indonesia ke China Development Bank (CDB). Jumlahnya USD 560 juta atau setara Rp 8,34 triliun dengan kurs Rp 14.900.
ADVERTISEMENT
Utang itu akan digunakan untuk membayar pembengkakan biaya atau cost overrun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Luhut mengatakan, kedua negara telah menyepakati cost overrun sebesar USD 1,2 miliar.
Untuk pinjaman itu, CDB memberikan bunga 3,4 persen. Mulanya CDB meminta bunga 4 persen, sementara Indonesia menginginkan hanya 2 persen. Setelah dilakukan lobi oleh Luhut, bunga pinjaman disepakati 3,4 persen.
"Minggu depan ini (negosiasi pinjaman USD 560 juta) sudah selesai," kata Menko Marves Luhut saat konpers di Kantor Kemenko Marves, Senin (10/4).
Ditemui terpisah, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Septian Hario Seto mengatakan tenor pinjaman untuk KCJB ini adalah 30 tahun. Menurutnya, tenor 30 tahun tersebut sudah cukup bagus dan tidak perlu diperpanjang.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita bisa bayar 30 tahun buat apa diperpanjang. Karena kita bayar bunga terus. Yang penting grace period-nya, kita minta 10-15 tahun," pungkas Seto.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan konsorsium China dan Indonesia menyepakati nominal pembengkakan biaya KCJB sebesar USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 18,2 triliun.
Setelah melakukan kesepakatan, langkah selanjutnya yang akan ditempuh yaitu mengajukan pinjaman atau utang kepada China Development Bank (CDB), 75 persen dari total pembengkakan biaya.
Dia menuturkan, Indonesia dan China juga bersepakat pembagian porsi pinjaman untuk pembengkakan biaya ini yaitu 60 persen oleh pihak konsorsium Indonesia, dan 40 persen konsorsium China.
Dengan perhitungan tersebut, Tiko pun mengungkap total pinjaman yang akan diajukan oleh konsorsium Indonesia kepada CDB senilai USD 550 juta atau setara dengan Rp 8,3 triliun.
Pekerja melakukan pemasangan rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Stasiun Halim, Jakarta Timur, Jumat (31/3/2023). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
"Porsi yang akan kami butuhkan itu sekitar USD 550 juta kita ajukan ke CDB. Kita sedang diskusikan struktur final dan harganya, seharusnya dalam waktu minggu depan kita akan punya struktur final dan harga diteken dalam bentuk ekuitas," jelas Tiko.
ADVERTISEMENT