Ribuan Kontainer Numpuk di Priok & Tanjung Perak, Mayoritas Isinya Bahan Baku

19 Mei 2024 13:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelabuhan Tanjung Priok. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelabuhan Tanjung Priok. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ribuan kontainer yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak mulai dibebaskan pada Sabtu (18/5) kemarin. Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Budi Santoso mengatakan sebagian besar isi kontainer yang tertahan tersebut adalah bahan baku.
ADVERTISEMENT
"Ya sebagian besar itu (bahan baku), karena proses perteknya (persetujuan teknis) belum selesai, jadi sudah telanjur numpuk," kata Budi saat ditemui di Kantor Kemendag, Jakarta, Minggu (19/5).
Penyebab kontainer-kontainer itu numpuk adalah rumitnya persyaratan impor yang diatur Permendag Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor. Hal ini menyebabkan ada 26.415 kontainer menumpuk di Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak.
Budi menjelaskan, peraturan teknis atau pertek adalah syarat untuk mendapatkan perizinan impor, di mana ketentuan tersebut adalah usulan dari Kementerian Perindustrian agar dimasukkan dalam Permendag nomor 36 tahun 2023.
"Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sesuai arahan Bapak Presiden dalam rapat tingkat menteri perlu dilakukan relaksasi pengaturan impor melalui perubahan Permendag 8 tahun 2024, dengan tidak mempersyaratkan pertek lagi dalam pengurusan perizinan impornya, sehingga permasalahan kontainer yang menumpuk dapat diselesaikan," kata Budi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani merinci, total ada 17.304 kontainer yang tertahan di JICT dan 9.111 kontainer di Tanjung Perak sejak 10 Maret 2024 alias sejak Permendag No 36 Tahun 2023 mensyaratkan beberapa aturan teknis.
Dia menuturkan, penumpukan ini menimbulkan hambatan terhadap kegiatan-kegiatan ekonomi, terutama impor bahan baku yang dibutuhkan untuk rantai pasok kegiatan manufaktur di Indonesia.
Pelepasan kontainer tertahan tersebut akan dilakukan secara bertahap. Sri Mulyani menyebutkan ada 30 kontainer yang dilepas pada Sabtu (18/5), meliputi 13 kontainer dari JICT Tanjung Priok dan 17 kontainer dari Tanjung Perak.
"Nanti kita monitor bersama perkembangan dan tentu kali ada hal-hal yang masih menghambat nanti kita juga terus monitor dan atasi," tutur Sri Mulyani di Tanjung Priok, Sabtu (18/5).
ADVERTISEMENT