Ridwan Kamil Mau Bikin PLTB Komunal untuk Desa Terpencil yang Belum Berlistrik

20 Desember 2021 15:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga angin Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga angin Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Pemprov Jabar menggagas pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Komunal untuk menjangkau desa di pelosok Jabar yang belum dialiri listrik oleh PLN. Satu tower PLTB nantinya akan cukup untuk menghasilkan listrik dengan daya 5,5 kilo Watt atau menjangkau 5 hingga 6 kepala keluarga.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemprov Jabar Bambang Rianto mengatakan, PLTB Komunal jadi kebijakan yang digagas Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Hal itu sebagai bentuk inovasi sekaligus pelayanan kepada masyarakat.
"Itu diinisiasi oleh Pak Gubernur, jadi Pak Gubernur ingin memberikan inovasi sekaligus pelayanan juga," kata dia di Kota Bandung, Senin (20/12).
Ridwan Kamil. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Di lokasi yang sama, Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Pemprov Jabar Mulyanto Sudarsono mengatakan, PLTB Komunal akan menjadi semacam pilot project untuk di tingkat nasional. Daerah Walini di Kabupaten Bandung hingga Bogor digadang akan menjadi lokasi dibangunnya PLTB Komunal. Diprioritaskan, PLTB Komunal digunakan untuk masyarakat yang belum dialiri listrik.
"Yang pertama di daerah Walini, Ciwidey. Jadi memang niatnya adalah untuk percontohan tapi untuk kegiatan wisata, kemarin kita cek lokasi di Bogor, Desa Sukamakmur, satu lagi desa di sebelah baratnya. Ada datanya lebih rinci, masyarakat yang belum dapat listrik," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Itu untuk masyarakat yang belum ada listrik, karena PLN jaringannya belum masuk kita dorong melalui pembangkit skala kecil ini," lanjut dia.
Di lokasi yang sama, Eksternal Communication Team Star Energy Geothermal, Bagus Krisna Tandia, menyebut energi bayu atau tenaga angin belum dapat beroperasi selama 24 jam. Jikapun bisa beroperasi selama 24 jam maka harus ada tambahan baterai yang akan membuat harganya menjadi lebih mahal. Maka dari itu, energi panas bumi masih menjadi andalan pemerintah.
"Kestabilan itulah yang menjadi dasar buat pemerintah mengandalkan panas bumi untuk bisa pelan-pelan secara teknologi sehingga bisa memenuhi target pemerintah yang lain untuk keseluruhan EBT," kata dia.
"Sesuai dengan peta jalan dari EBT tadi harapannya 2035 itu sudah maksimal panas bumi semuanya sudah dikembangkan," pungkas dia.
ADVERTISEMENT