Rini: Harga Avtur Pertamina Mahal karena Biaya Pengiriman Tinggi

18 Februari 2019 21:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati (kiri) di Kementerian BUMN Jakarta Usai Penandatangan Perjanjian Induk Sinergi Kerjasama Bisnis Pertamina dengan Pelindo. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati (kiri) di Kementerian BUMN Jakarta Usai Penandatangan Perjanjian Induk Sinergi Kerjasama Bisnis Pertamina dengan Pelindo. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) telah menurunkan harga avtur untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang pada Sabtu (18/2) pukul 00:00 WIB lalu. Penurunan dilakukan merespons keinginan Presiden Joko Widodo agar harganya tidak terlalu mahal sehingga tiket pesawat bisa murah.
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, mahalnya harga avtur di Indonesia karena biaya pengirimannya yang tinggi. Hal ini terjadi lantaran wilayah Indonesia yang luas, beda dengan Singapura.
"Orang suka-suka bicara avtur kemahalan, dihitung dari mana? Kalau kita lihat kan kalkulasinya di Soetta itu Pertamina sudah kompetitif, tapi memang kemarin saya review di luar seperti di Makassar cost-nya tinggi karena pengirimannya ke pelabuhan," kata dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (18/2).
Ilustrasi pengisian bahan bakar ke pesawat Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Karena itu, kata Rini, salah satu antisipasi untuk tetap menjaga kinerja keuangan Pertamina dengan penurunan harga avtur ini, perusahaan harus melakukan efisiensi. Salah satunya adalah bekerja sama dengan Pelindo I, II, III, dan IV dalam hal distribusi BBM termasuk avtur ke berbagai daerah.
ADVERTISEMENT
Dalam kerja sama ini, Pertamina nantinya tidak lagi mengurusi pelabuhan yang selama ini dipegangnya sendiri. Selama ini 167 terminal yang harus diurus Pertamina.
"Nah ngapain urus pelabuhan. Pelabuhan biar diurus Pelindo I, II, III, IV. Cost-nya jadi lebih baik sehingga lebih efisien, jadi cost pengiriman juga lebih baik. Saya yakin efisiensi Pertamina akan meningkat dan tentunya profitability, cost dari Pelindo juga akan membaik karena volumenya membesar," jelas dia.
Pertamina Turunkan Harga Avtur Mulai Sabtu 16 Februari 2019
PT Pertamina (Persero) menurunkan harga bahan bakar pesawat atau avtur yang berlaku mulai Sabtu, 16 Februari 2019 pukul 00.00 WIB.
Media Communication Manager Pertamina, Arya Dwi Paramita, menjelaskan harga baru avtur ini sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 17/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis Avtur, yang Disalurkan Melalui Depot Pengisian Pesawat Udara.
ADVERTISEMENT
Menurut Arya, Pertamina secara rutin mengevaluasi dan menyesuaikan harga avtur secara periodik, yaitu sebanyak dua kali dalam sebulan. Untuk periode kali ini (16 Februari 2019), harga avtur mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya.
Maskapai Penerbangan Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Sebagai contoh harga avtur (published rate) untuk Bandara Soekarno-Hatta, turun dari sebelumnya Rp 8.210 per liter menjadi Rp 7.960 per liter. Harga ini lebih rendah sekitar 26 persen dibandingkan harga avtur (published rate) di Bandara Changi, Singapura, yang terpantau per tanggal 15 Februari 2019 sekitar Rp 10.769 per liter.
Penyesuaian dilakukan dengan mempertimbangkan rata-rata harga minyak dunia, nilai tukar rupiah dan faktor lainnya.
"Pertamina berharap penurunan harga avtur ini juga merupakan bentuk dukungan Pertamina terhadap industri penerbangan nasional, yang diharapkan juga berdampak pada industri lainnya termasuk pariwisata," ujar Arya dalam keterangan resmi, Sabtu (16/2).
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, harga jual avtur untuk setiap maskapai ditetapkan berdasarkan kesepakatan para pihak yakni antara Pertamina sebagai penyedia dan maskapai penerbangan sebagai konsumen.
Lebih lanjut Arya menegaskan, Pertamina terus berkomitmen untuk memberikan layanan yang terbaik untuk masyarakat dengan menyediakan bahan bakar pesawat udara di 67 bandara yang tersebar di Indonesia.