Rio Tinto dan Inalum Bertemu, Potensi Harga Saham Freeport USD 3,5 M

23 Mei 2018 8:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tambang Grasberg (Foto: OLIVIA RONDONUWU / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Tambang Grasberg (Foto: OLIVIA RONDONUWU / AFP)
ADVERTISEMENT
Perusahaan tambang multinasional Inggris-Australia, Rio Tinto Group (RIO.AX), menyatakan telah bertemu dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Tbk) atau Inalum dan juga dihadiri Freeport-McMoRan (FCX.N). Hal itu dinyatakan Rio Tinto pada Rabu (23/5).
ADVERTISEMENT
Seperti dilansir Reuters, dalam pertemuan yang tidak disebutkan lokasinya itu, mereka membicarakan potensi pembelian saham Rio Tinto di tambang Grasberg, Papua, oleh Inalum, termasuk harganya. Disebut-disebut, potensi harga yang mencuat sekitar USD 3,5 miliar.
Meski begitu, dalam pertemuan tersebut Rio Tinto menyatakan tidak ada kesepakatan yang telah dicapai. Juga tidak ada kepastian bahwa perjanjian yang mengikat akan ditandatangani.
Rio Tinto tercatat memiliki Participating Interest (PI) atau hak kelola sebesar 41%. PI ini yang rencananya akan dibeli Inalum agar pemerintah bisa menguasai 51% saham di Freeport.
Proses divestasi saham Freeport sudah berlangsung sejak lama dan alot. Belum sepakatnya harga antara Inalum dan Freeport dalam pengambilalihan saham itu menjadi kendala. Padahal, Presiden Joko Widodo telah memerintahankan agar pencaplokan 51% saham Freeport rampung April lalu.
ADVERTISEMENT
Freeport (Foto: OLIVIA RONDONUWU / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Freeport (Foto: OLIVIA RONDONUWU / AFP)
Sebelumnya, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan hingga saat ini proses divestasi saham yang tengah diperjuangkan pihaknya sudah menunjukan kemajuan yang bagus. Hanya saja, ada isu di Freeport yang belum selesai yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan divestasi ini.
Isu lainnya yang dimaksud adalah stabilitas investasi jangka panjang yang diinginkan Freeport, perpanjangan kontrak hingga 2041, dan pembangunan smelter. Ada isu-isu yang belum selesai dibahas sehingga divestasi tak dapat berjalan.
"Jadi ini masalahnya ada empat yang belum selesai. Jadi yang Inalum ikut hanya yang divestasi. Tapi permintaan Freeport harus selesai berbarengan. Jadi kalau ditanya ini kenapa, ya karena semuanya belum selesai. Masih harus diselesaikan secara terintegrasi," kata Budi.
ADVERTISEMENT
Untuk bisa mencaplok saham mayoritas Freeport, Budi sudah menyiapkan dana dari 7 bank dalam bentuk sindikasi. Saat ini, dana itu sudah siap dan tinggal menunggu untuk dicairkan.