Rio Tinto Jual Aset Batu Bara di Queensland USD 200 Juta

23 Maret 2018 10:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rio Tinto (Foto: AFP PHOTO / Byambasuren Byamba-Ochir)
zoom-in-whitePerbesar
Rio Tinto (Foto: AFP PHOTO / Byambasuren Byamba-Ochir)
ADVERTISEMENT
Perusahaan tambang multinasional Inggris-Australia, Rio Tinto, akan menjual 75% saham batu bara mereka di proyek Queensland ke Whitehaven Coal Australia seharga USD 200 juta. Kesepakatan itu diteken minggu ini.
ADVERTISEMENT
Dalam kesepakatan itu, rencananya skema pembayaran akan dibagi dua. Pertama, Whitehaven akan membayat USD 150 juta ke Rio Tinto pada tanggal penyelesaian. Lalu, pembayaran tanpa syarat tambahan sebesar USD 50 juta akan dilakukan setahun kemudian.
"Kami percaya perjanjian ini untuk penjualan Winchester South merupakan pilihan terbaik untuk pengembangan proyek di masa depan sekaligus memberikan nilai yang menarik bagi Rio Tinto," kata CEO Rio Tinto, Jean-Sebastien Jacques, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (23/3).
Whitehaven Coal juga akan membiayai pembelian saham tersebut dan fasilitas yang ada dengan uang tunai yang kemungkinan akan direalisasikan pada kuartal kedua.
Direktur dan CEO Whitehaven Coal Managing Director Paul Flynn mengatakan bahwa proyek tersebut adalah akuisisi strategis signifikan yang akan melengkapi aset-aset yang ada di perusahaan mereka.
ADVERTISEMENT
"Keputusan ini juga akan dihitung dengan rencana jangka panjang untuk memenuhi permintaan Asia akan batu bara coking kualitas premium," kata Paul.
Tak hanya melepas saham batu bara di Queensland, Rio Tinto juga sudah mengumumkan telah setuju untuk menjual ke tambang batu bara Glencore the Hail Creek dan proyek batu bara Valeria di Australia seharga USD 1,7 milyar. Hal itu dilakukan pada Selasa lalu (20/3).
Rio Tinto juga sedang dalam proses penjualan sisa aset batu bara Australia, yaitu saham di tambang bawah tanah Kestrel.
Di Indonesia, Rio Tinto memiliki Participating Interest (PI) sebesar 40% di PT Freeport Indonesia sejak 1995. Saat ini, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum tengah berupaya mengakuisisi 40% PI Rio Tinto yang akan dikonversi menjadi saham PT Freeport Indonesia.
ADVERTISEMENT
Aksi itu dilakukan Inalum agar bisa menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Pada 28 Februari 2018 lalu, Inalum sebagai induk holding tambang sudah memberikan penawaran harga ke Rio Tinto.