Ririek Adriansyah Paparkan 5 Strategi Telkom Jadi Perusahaan Telco Kelas Dunia

9 Juni 2022 6:54 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama/CEO PT Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah, di acara FGD bersama pimpinan media, Rabu (9/6/2022). Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama/CEO PT Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah, di acara FGD bersama pimpinan media, Rabu (9/6/2022). Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mencanangkan 5 strategi besar yang dikenal dengan Five Bold Moves, untuk menjadi perusahaan industri telekomunikasi (telco) kelas dunia. Secara umum, kelima strategi besar itu dilakukan dengan melakukan investasi pada infrastruktur telekomunikasi dan platform digital secara berimbang, untuk meningkatkan valuasi dan laba perusahaan.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama yang Juga CEO Telkom Group, Ririek Adriansyah, menjelaskan lima strategi besar tersebut pada prinsipnya merupakan upaya perusahaan untuk menciptakan sumber-sumber pertumbuhan baru. Hal itu harus dilakukan, karena tren industri global menunjukkan pertumbuhan valuasi pasar industri telekomunikasi cenderung melambat.
"Jadi pertumbuhan (valuasi pasar) telekomunikasi melambat. Masih positif, tapi melambat," kata Ririek Adriansyah dalam FGD Media bertema 'Telkom's Future Growth Engine' di Yogyakarta, Rabu (8/6).
Dia memaparkan, lima strategi besar yang disebut Five Bold Moves itu dibangun dari tiga pilar industri Telkom, yakni digital connectivity, digital platform, dan digital services. Melalui tiga pilar tersebut, lanjut Ririek, Telkom diharapkan bisa memenuhi harapan para stakeholder dan shareholdernya.
Sebelumnya Telkom merilis pendapatan di 2021 sebesar Rp 143,2 triliun atau tumbuh positif sebesar 4,9 persen dibanding tahun 2020. Sedangkan laba bersih yang diraup mencapai Rp 24,8 triliun atau tumbuh sebesar 19 persen dari periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Menteri BUMN Erick Thohir ingin Telkom bisa menjadi pemain global. Apalagi Erick Thohir menyoroti besarnya potensi ekonomi digital Indonesia yang mencapai Rp 4.500 triliun pada 2030. "Saya mau Telkom Group dan Telkomsel menjadi pemain dominan di market Indonesia, jangan jadi penonton," kata dia dalam acara ulang tahun ke-27 Telkomsel, Selasa (7/6) malam.
Petugas beraktivitas di gedung Telkom Indonesia. Foto: REUTERS/Beawiharta
Ririek Adriansyah menuturkan lima strategi besar Telkom yang disebut Five Bold Moves, yakni pertama, secara bersamaan mengembangkan konektivitas berbasis mobile dan kabel (mobile and fixed connectivity/FMC). Yang kedua yakni melepas bisnis infrastruktur menjadi anak usaha terpisah. Hal ini telah diawali dengan konsolidasi bisnis menara Telkom ke dalam PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL).
"Ini yang disebut strategi unlocking infrastructure. Kalau cuma bisnis telco saja, kita dapat valuasi sekitar 6 kali. Tapi begitu bisnis infrastruktur menara kita lepas, kita dapat valuasi sampai 15 kali. Ini ibarat telur ayam dicampur telur bebek, harganya murah. Tapi begitu dijual terpisah, kita bisa jual telur bebek lebih mahal daripada telur ayam," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Strategi ketiga yakni mengembangkan bisnis data center jadi anak usaha tersendiri. Hal ini dilakukan melalui PT Sigma Tata Sadaya yang mengelola Telkom Data Center melalui brand NeutraDC.
Sedangkan yang keempat, mengembangkan bisnis layanan teknologi informasi untuk korporasi atau business to business IT services. Kelima, mengembangkan bisnis layanan digital (digital services) yang dapat meningkatkan skala usaha Telkom Group.
"Jadi kalau dulu kita itu jualan berdasarkan (teknologi) apa yang kita punya. Punya kucing, kita jualan kucing. Sekarang tidak bisa lagi. Kita harus berpikir apa yang menjadi persoalan di masyarakat, dan kita sodorkan produk teknologi informasi untuk jadi solusinya. Ini memang bisnisnya lebih ke kanan (hilir), kita perlu bermitra," pungkas CEO Telkom Group, Ririek Adriansyah.
ADVERTISEMENT