Riset Fintech Modalku: Hanya 27 Persen Pelaku UMKM yang Pinjam di Bank

30 Maret 2021 14:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi fintech dan percepatan inklusi keuangan. Foto: Blake Wisz/Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fintech dan percepatan inklusi keuangan. Foto: Blake Wisz/Unsplash
ADVERTISEMENT
Fintech Modalku merilis hasil riset peningkatan layanan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) bersama lembaga riset DSinnovate. Riset yang dilakukan oleh 350 debitur Modalku melalui survei online, ini menemukan beberapa persoalan yang kerap kali membuat pelaku UMKM sulit mendapat pinjaman dari perbankan.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini dilakukan terhadap UMKM yang bergerak pada berbagai sektor, seperti perdagangan ritel sebanyak 29 persen, sektor tekstil, perlengkapan, dan produk kulit 17 persen, dan produk makanan, minuman, dan tembakau 17 persen.
Jika dilihat dari periode waktu pendirian usaha, 83 persen dari usaha responden sudah berusia hingga 7 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sektor UMKM memiliki potensi berkelanjutan untuk jangka waktu yang panjang. Temuan menarik dalam penelitian ini adalah 82 persen responden belum memiliki PT atau CV dalam menjalankan usahanya.
Hal inilah yang seringkali menjadi hambatan ketika mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan konvensional. Hampir 50 persen usaha mikro memandang perizinan usaha menjadi penghambat, sementara lebih dari 50 persen usaha mikro memandang laporan keuangan masih membatasi.
ADVERTISEMENT
Dari total responden, hanya 27 persen pelaku UMKM yang pernah mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan konvensional atau bank. Modalku menjadi salah satu alternatif pembiayaan untuk kebutuhan modal usaha bagi responden.
Alasan pertimbangan dalam mengajukan pinjaman ke Modalku cukup beragam, terutama syarat pengajuan pinjaman tanpa agunan 41,7 persen) dan pencairan dana pinjaman yang cepat 28,86 persen.
Lebih dari 50 persen pemilik usaha UMKM menggunakan pinjaman dari Modalku untuk membeli bahan baku atau perlengkapan untuk tempat usahanya. Mereka menilai membeli bahan baku dalam jumlah besar merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam menunjang produksinya.
Ilustrasi Fintech. Foto: Shutter Stock
VP Head of Marketing Communications Modalku Ariani Hadioetomo mengatakan, tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan. Banyak dari pelaku UMKM yang terkena dampak pandemi dengan menurunnya omzet, hingga bisnis yang terpaksa gulung tikar.
ADVERTISEMENT
“Namun, pelaku UMKM tidak sendiri. Kami percaya bahwa kita bisa beradaptasi dengan kolaborasi sehingga terbuka solusi-solusi baru bagi para UMKM. Melalui kampanye ini, Modalku ingin mengajak para UMKM untuk bangkit dari keterpurukan dan bersinar bersama Modalku,” bebernya saat konferensi pers virtual, Selasa (30/3).
Asal tahu saja, Modalku menyediakan layanan peer-to-peer (P2P) lending, di mana peminjam (UMKM yang berpotensi) bisa mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa jaminan hingga Rp 2 miliar yang didanai oleh platform (individu atau institusi yang mencari alternatif investasi) melalui pasar digital.
Selain di Indonesia, Modalku juga beroperasi di Singapura, Malaysia, dan Thailand dengan nama Funding Societies. Sampai saat ini, Grup Modalku telah berhasil mencapai penyaluran pinjaman usaha sebesar Rp 22,4 Triliun kepada lebih dari 4 juta transaksi pinjaman UMKM.
ADVERTISEMENT