Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Sebuah lembaga riset global, Legatum Institute, melakukan kajian terhadap keterbukaan perekonomian Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam kajiannya, Indonesia disebut masih kalah dibanding Malaysia dan Thailand. Director of Policy Legatum Institute, Stephen Brien mengatakan, Indonesia menempati peringkat 68 dalam keterbukaan ekonomi secara global. Di atas Indonesia ada Thailand di peringkat 66, India 57, China 51, Malaysia 38, dan Singapura di peringkat 2.
“Ketika Indonesia memasuki masa lima tahun baru masa jabatan baru Presiden Joko Widodo, Indonesia menghadapi tantangan kebijakan lainnya di sejumlah bidang," katanya saat ditemui di Kantor BKPM, Jakarta Selatan, Selasa (15/10).
Adapun keterbukaan ekonomi ini dipengaruhi sejumlah faktor, seperti daya saing iklim investasi, akses pasar, dan infrastruktur, iklim perusahaan dalam negeri, dan kondisi politik pemerintah.
Untuk indikator daya saing investasi, Indonesia berada di urutan 53, Thailand 46, China 44, Malaysia 29, dan Singapura menempati posisi pertama. Dalam hal ini India di bawah Indonesia. Lingkungan investasi yang baik menunjukkan sumber keuangan domestik dan asing tersedia secara luas.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk akses pasar dan infrastruktur, Indonesia berada di urutan 85, Thailand 55, China 54, Malaysia 41, dan Singapura masih tetap di posisi pertama. Sedangkan peringkat India masih berada di bawah Indonesia.
“Semakin baik akses pasar dan infrastruktur, maka produk dan layanan dapat dengan mudah diproduksi dan dikirim ke pelanggan,” tambahnya.
Untuk data saing dalam hal iklim perusahaan, Indonesia di urutan 61, India 42, China 41, Malaysia 29, dan Singapura 5. Dalam hal ini Thailand di bawah Indonesia. Indikator tersebut menunjukkan bahwa kondisi perusahaan memastikan pasar dapat diperebutkan dan bebas dari regulasi yang memberatkan.
Terakhir adalah kondisi pemerintahan. Untuk urusan satu ini, Indonesia berada di urutan 63, India 46, Malaysia 58, dan Singapura 26. Untuk Thailand dan China di bawah Indonesia. Indikator ini menggambarkan pemerintahan yang didukung oleh supremasi hukum, selain integritas dan efektivitas pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Potensi Indonesia sangat besar. Ukuran pasar Indonesia yang tipis merupakan keuntungan yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan-perusahaan Indonesia, serta menarik perusahaan dan investor asing," tutupnya.